KOMPAS.com - Chile pada Selasa (25/2/2025) mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam di sebagian besar wilayah negara Amerika Selatan tersebut.
Pengumuman keadaan darurat dilakukan setelah terjadi pemadaman listrik besar-besaran yang jarang terjadi dan membuat jutaan orang kehilangan pasokan listrik.
Kantor berita Reuters melaporkan, pemadaman listrik besar-besaran di Chile membuat sebagian besar wilayah Chile gelap gulita pada Selasa.
Pemadaman listrik telah mengganggu aktivitas warga sehari-hari, menghentikan transportasi, dan memaksa bisnis tutup.
Pemerintah Chile mengumumkan keadaan darurat dan menetapkan jam malam mulai Selasa pukul 22.00 sampai Rabu (27/2/2025) pukul 06.00 waktu setempat. Jam malam diberlakukan dari wilayah utara Arica hingga selatan Los Lagos.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Chile, 500-an Orang Tewas
Pemerintah Chile menyatakan, status keadaan darurat diberlakukan untuk mengondusifkan segala aktivitas malam hari yang gelap gulita akibat pemadaman massal.
Bahkan, Kementerian Dalam Negeri Chile turut mengerahkan angkatan bersenjata di negaranya untuk membantu menjaga ketertiban.
"Prioritas kami adalah keselamatan publik. Jelas, situasi ini bukan sesuatu yang direncanakan oleh siapa pun," ujar Menteri Dalam Negeri Chile, Carolina Toha dikutip dari , Rabu (26/2/2025).
Sebagai informasi, pemadaman listrik ini diperkirakan berdampak pada 7 juta warga Chile.
Carolina Toha mengatakan, pemadaman listrik yang meluas itu disebabkan oleh kegagalan saluran transmisi di wilayah utara negara.
Menurut pemberitaan , Kantor Koordinator Listrik Nasional melaporkan, pada pukul 03.16 waktu setempat, terjadi gangguan pasokan listrik dari Arica ke wilayah Los Lagos yang disebabkan oleh putusnya transmisi 500kV di Norte Chico.
Putusnya transmisi ini menyebabkan terganggunya kegiatan masyarakat Chile.
Pemadaman listrik, yang dimulai pada sore hari itu memutus jaringan internet dan sinyal ponsel, menghentikan transportasi umum, dan menghambat operasi penambangan tembaga yang menjadi pusat pendapatan negara itu.
Layanan kereta bawah tanah di Santiago beserta kota-kota lain terhenti, membuat penumpang terjebak di terowongan gelap.
Beberapa warga melaporkan, mereka kekurangan air karena pompa listrik rusak.