KOMPAS.com – Teh merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan riset Litbang 优游国际 yang dikutip dari Selasa (30/5/2020), sekitar 70 persen responden meminum satu hingga dua cangkir teh setiap hari.
Sementara itu, 17 persen lainnya mengonsumsi tiga hingga lima cangkir per hari.
Baca juga: Berapa Lama Waktu Menyeduh Teh Celup untuk Teh Panas dan Es Teh?
Dikutip dari laman Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, Selasa (31/10/2023) masyarakat Indonesia biasa minum teh usai makan.
Hal itu disebabkan teh memiliki aroma khas yang menyegarkan, memberikan kepuasan, dan menghilangkan dahaga usai makan.
Namun, apakah minum teh setelah makan baik bagi kesehatan?
Health Management Specialist Corporate HR 优游国际 Gramedia, dr. Santi, memberikan penjelasan sebagaimana berikut.
Baca juga: [POPOULER TREN] Teh Pembersih Ginjal | Manfaat Jus Daun Pepaya
Santi terlebih dahulu menjelaskan mengenai proses pencernaan makanan di lambung.
“Jika seseorang makan, makanan tersebut akan berada di lambung selama beberapa saat. Durasi waktunya tergantung pada penyerapan makanan tersebut,” ujar Santi saat dihubungi oleh KOMPAS.com, Jumat, (25/04/2025).
Santi menjelaskan jika makanan yang dikonsumsi bertekstur lunak, lembut, dan memiliki kandungan karbohidrat yang mudah dicerna, makanan itu tidak akan bertahan lama di lambung.
Sementara itu, jika makanan memiliki kandungan serat, protein, dan lemak, makanan itu akan tinggal lebih lama di lambung, sebelum akhirnya masuk ke dalam usus.
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah seberapa lembut makanan tersebut dikunyah.
Baca juga: 7 Teh Terbaik Untuk Membersihkan Ginjal, Apa Saja?
“Makanan bisa disimpan 2 hingga 6 jam di dalam lambung, tapi itu juga kurang pasti,” ujar Santi.
Kemudian, selain makanan terdapat juga cairan seperti teh.
Cairan seperti teh dapat lebih cepat diserap jika lambung dalam keadaan kosong. Namun, jika lambung dipenuhi oleh makanan, cairan tersebut akan lebih lama berada di lambung.