“Otot berkedut, kelemahan umum, dan bahkan nyeri otot adalah keluhan yang paling umum,” ucap dia.
“Hal ini disebabkan oleh efek pada kadar kalsium, magnesium, dan fosfor dalam aliran darah,” lanjutnya.
Sederhananya, setiap perubahan kadar berbagai tingkat elektrolit dapat berdampak buruk pada fungsi otot dan saraf.
Sehingga mengonsumsi antasida dalam dosis tinggi atau terlalu sering dapat mengubah keseimbangan dalam tubuh dan menyebabkan beberapa gejala otot yang aneh.
“Tingkat keparahan gejala dipengaruhi oleh jumlah antasida dan durasi penggunaan,” kata Glatter.
Baca juga: Benarkah Tertawa Bisa Jadi Obat Pereda Nyeri Alami?
Efek samping konsumsi antasida keseringan lainnya yaitu munculnya masalah pernapasan pada seseorang.
Glatter menjelaskan, efek ini terjadi jika mengonsumsi terlalu banyak antasida yang mengandung natrium bikarbonat atau kalsium karbonat.
Menurutnya, hal tersebut pada giliran dapat meningkatkan pH dalam aliran darah seseorang.
“Ketika pH dalam aliran darah meningkat, tubuh mengompensasi lingkungan yang lebih basa, sehingga mengurangi laju pernapasan,” ujarnya.
“Ketika pernapasan melambat secara berlebihan, hal ini dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida, yang menyebabkan kelelahan atau kantuk,” tambahnya.
Jika perubahan pernapasan ini terus berlanjut, hal ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan produktivitas.
Baca juga: Benarkah Bernyanyi Saat Berkendara Bisa Kurangi Stres? Ini Kata Psikolog
Asam lambung juga melindungi tubuh dengan menghancurkan bakteri yang terkandung dalam makanan dan minuman. Sehingga, apabila ada terlalu banyak antasida, hal ini dapat menjadi masalah.
“Penetralan asam lambung yang berlebihan memungkinkan bakteri untuk bertahan hidup dalam saluran pencernaan. Intinya, hal ini melemahkan salah satu mekanisme pertahanan utama tubuh,” katanya.
“Hal ini dapat memungkinkan bakteri untuk berkontribusi pada gastroenteritis, serta diare karena berbagai jenis bakteri,” imbuhnya.
Baca juga: Penyakit Apa Saja yang Bisa Diatasi dengan Daun Tempuyung? Ini 7 Daftarnya
Penggunaan antasida yang mengandung kalsium karbonat secara berlebihan dapat menyebabkan hiperkalsemia.
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi.
“Sindrom ini awalnya dikenali pada tahun 1920-an selama pemberian rejimen Sippy (susu dan bikarbonat) untuk mengobati penyakit tukak lambung,” tutur Glatter.
“(Ini adalah) suatu kondisi di mana terjadi kerusakan pada lapisan lambung, atau bagian pertama dari usus kecil (duodenum),” sambungnya.