KOMPAS.com - Tahu dan tempe termasuk makanan yang sering dikonsumsi dan banyak digemari masyarakat Indonesia.
Tahu dan tempe biasa menjadi pengganti daging bagi para vegetarian maupun mereka yang tidak menyukai makanan hewani.
Kedua makanan ini kaya protein nabati. Karena itu, bisa menjadi alternatif untuk mengurangi konsumsi daging yang kerap dikaitkan sebagai penyebab berbagai penyakit.
Meskipun tahu dan tempe sama-sama dibuat dari kedelai, tapi keduanya memiliki rasa, tekstur, dan nilai gizi berbeda.
Lalu, lebih sehat mana antara tahu dan tempe?
Baca juga: Benarkah Tempe yang Terbuat dari Kedelai Impor Bisa Picu Penyakit? Ini Kata Ahli Gizi UI
Seporsi tahu padat seberat 3 ons mengandung 120 kalori, 6 gram lemak, dan 12 gram protein, dikutip dari Food Network (21/1/2022).
Makanan ini secara alami rendah lemak jenuh dan tidak mengandung kolesterol dan gula.
Selain itu, tahu juga kaya asam amino, serta mineral seperti selenium, seng, zat besi, magnesium, dan kalium.
Sedangkan tempe mengandung isoflavanoid seperti daidzen, genistein, asam fenolik, dan fitosterol yang dapat menurunkan kolesterol.
Satu porsi tempe seberat 3 ons mengandung rata-rata 160 kalori, 9 gram lemak, dan 15 gram protein. Tempe juga kaya vitamin B dan mineral seperti zat besi, kalsium, kalium, dan magnesium.
Tempe juga mengandung serat dan protein lebih banyak daripada tahu karena mengandung kacang utuh. Protein kedelai dalam tempe pun lebih mudah dicerna karena proses fermentasi.
Tempe bahkan tidak mengandung gula atau rendah sodium.
Baca juga: Makan Tempe Bisa Mencegah Penyakit Apa? Ini 8 Daftarnya
Sementara tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Bakteri dan ragi yang ada pada kedelai akan menghasilkan selaput putih pada permukaan tempe.
Tempe dan tahu kaya akan fitoestrogen yang dikenal sebagai isoflavon. Senyawa ini bisa meniru efek hormon estrogen yang mendorong perkembangan seksual dan reproduksi.