优游国际

Baca berita tanpa iklan.

China Bongkar Biaya Produksi Barang Mewah, Rhenald Kasali: Peluru Nyasar

优游国际.com - 22/04/2025, 16:00 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, produsen barang mewah Eropa mendapatkan "peluru nyasar". 

Di tengah aksi saling balas menaikkan tarif dengan AS, para influencer China di TikTok membongkar harga produksi barang-barang mewah dari brand terkenal.

Baca juga: Video Viral Klaim Barang-barang Mewah Dunia Dibuat di China, Apa Respons Brand?

Daripada AS, brand-brand yang disebutkan kebanyakan dari Eropa seperti Hermes dan kawan-kawan.

Dengan terungkapnya harga produksi yang tidak semahal penjualannya, akankah brand-brand tersebut tetap laku menjual barangnya?

Gaya konsumen dunia terhadap barang mewah 

Berdasarkan teori perilaku konsumen, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Profesor Rhenald Khasali menjelaskan bahwa persepsi harga mahal berbanding lurus dengan kualitas masih sulit dihapuskan masyarakat dunia. 

Ia menyebutkan bahwa barang-barang itu tetap akan dibeli karena konsumennya punya tujuan tertentu. 

"Orang membeli jam Rolex tentu bukan karena ingin lihat jam. Bahkan sekarang tidak perlu jam, Anda tinggal lihat saja handphone Anda," kata Rhenald dalam tayangan YouTube pribadinya yang diunggah pada Minggu (20/4/2025). 

"Mereka ingin menampilkan siapa saya," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Tas Bermerek Mewah Dibuat di China, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Menurutnya, barang mewah apalagi dengan sejarah brand yang panjang tetap menjadi primadona karena sudah lama membangun citra demikian. 

"Orang membeli untuk apa? Untuk simbol kepercayaan diri, untuk status. Sekali lagi logo itu dibangun ratusan tahun, bukan setahun dua tahun," tutur Rhenald.

"Biaya pengembangan atau pembuatan logo ternyata lebih mahal daripada untuk produksi," tambahnya.

Apabila dibandingkan dengan klaim TikTok bahwa biaya produksi hanya 1 persen dari harga produk, Rhenald pun meluruskan narasi tersebut. 

"Dalam kenyataannya, para pelaku usaha ini mengaku biaya produksinya 1 sampai 30 persen. Jadi besar sekali biayanya, tapi tidak terlalu besar jika dibanding biaya marketing," ujarnya. 

Mereka lebih banyak membayar orang untuk membangun narasi, konsultan, tim pemasaran, hingga media-media yang digunakan dalam promosi. Hal ini termasuk menggaet selebriti-selebriti terkenal.

"Yang tujuannya adalah menjadikan harta tak kelihatan yang ada dalam pikiran manusia, mendapatkan trust, dan yang dijual adalah history and heritage, yang tentu saja adalah trust," terangnya. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau