优游国际

KOMPAS.com -  Selain rasanya yang nikmat, cokelat hitam secara alami memiliki manfaat kesehatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Kini, para ilmuwan makanan menemukan cara untuk membuat cokelat menjadi lebih sehat tanpa mengorbankan rasanya!

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam ACS Food Science & Technology mengungkapkan bahwa menambahkan prebiotik dan probiotik ke dalam cokelat dapat meningkatkan manfaat kesehatannya.

Mengapa Probiotik dan Prebiotik?

Probiotik adalah mikroba baik yang ditemukan dalam makanan fermentasi seperti yogurt dan kimchi. Mikroba ini membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus, yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan dan mengurangi peradangan.

Namun, agar probiotik dapat bertahan dalam sistem pencernaan, mereka memerlukan makanan dan perlindungan. Di sinilah prebiotik berperan. Prebiotik, seperti serat makanan dan oligosakarida, berfungsi sebagai sumber makanan bagi probiotik dan membantu menciptakan makanan sinbiotik (kombinasi prebiotik dan probiotik) yang bermanfaat bagi kesehatan usus.

Karena cokelat adalah makanan yang disukai banyak orang, para peneliti memanfaatkannya sebagai media untuk menambahkan prebiotik dan probiotik. Sebelumnya, proses menambahkan prebiotik ke cokelat bisa cukup rumit, sehingga tim peneliti yang dipimpin oleh Smriti Gaur dan Shubhi Singh memilih prebiotik alami yang mudah diproses, yaitu jagung dan madu.

Baca juga: Suka Cokelat, Kopi, atau Wine? Ini Kabar Baik untuk Kesehatanmu!

Uji Coba Cokelat Sinbiotik

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mengembangkan lima jenis cokelat. Salah satunya adalah cokelat biasa tanpa tambahan prebiotik atau probiotik. Empat cokelat lainnya merupakan sampel sinbiotik dengan tambahan prebiotik (jagung dan madu), satu jenis probiotik (Lactobacillus acidophilus La-14 atau Lactobacillus rhamnosus GG), serta satu bahan perasa (kayu manis atau jeruk). Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan menarik:

• Cokelat sinbiotik memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan cokelat biasa. Ini berarti bahwa cokelat dengan prebiotik dan probiotik dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar.
• Perasa memengaruhi sifat cokelat. Misalnya, tambahan perasa jeruk menurunkan pH, meningkatkan kadar air, serta meningkatkan kadar protein dibandingkan sampel lainnya.
• Kandungan lemak tetap konsisten di semua sampel, sehingga tekstur dan sensasi di mulut tidak banyak berubah.
• Cokelat sinbiotik memiliki tingkat ‘snap’ yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa tambahan bahan probiotik dan prebiotik mengubah struktur cokelat.
• Probiotik dalam cokelat tetap bertahan hingga 125 hari penyimpanan. Ini adalah waktu yang lebih lama dibandingkan penelitian sebelumnya yang menggunakan kombinasi bakteri dan prebiotik lain.
• Ketahanan dalam sistem pencernaan juga cukup baik. Saat cokelat sinbiotik diuji dalam kondisi menyerupai sistem pencernaan manusia, probiotik tetap bertahan dalam jumlah signifikan selama lebih dari 5 jam.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Cokelat Tiap Hari?

Rasa yang Tetap Lezat!

Selain menguji karakteristik ilmiahnya, para peneliti juga mencicipi cokelat yang mereka buat. “Secara pribadi, kami sangat menikmati cokelat dengan perasa jeruk, karena rasa jeruk yang segar berpadu sempurna dengan kakao yang kaya. Teksturnya juga sedikit lebih lembut, membuat setiap gigitan terasa lebih mewah,” kata Gaur.

Ke depan, para ilmuwan berencana untuk mengeksplorasi lebih banyak manfaat kesehatan dari cokelat ini, serta meneliti lebih dalam profil sensorik dan nutrisinya. Dengan penelitian lebih lanjut, bukan tidak mungkin cokelat sinbiotik akan menjadi camilan sehat yang lebih banyak dinikmati oleh masyarakat.

Jadi, jika kamu pecinta cokelat, kabar baiknya adalah bahwa kamu mungkin bisa menikmati cokelat yang lebih sehat di masa depan—tanpa harus mengorbankan rasa!

Baca juga: Studi Ungkap Manfaat Menakjubkan Cokelat bagi Kesehatan