Program penelitian "All of Us Research Program" yang diluncurkan oleh National Institutes of Health pada tahun 2018 berencana merekrut lebih dari satu juta individu dari berbagai etnis untuk memahami secara lebih akurat sejauh mana predisposisi genetik berperan dalam obesitas.
Baca juga:
Meskipun genetika dapat memengaruhi risiko obesitas, faktor gaya hidup tetap menjadi penyebab utama. Tidak ada perubahan signifikan dalam variasi genetik manusia dari generasi ke generasi yang bisa menjelaskan peningkatan drastis dalam angka obesitas global. Sebaliknya, pola makan tinggi kalori dan kurangnya aktivitas fisik memiliki dampak besar terhadap obesitas, terutama bagi mereka yang memiliki gen yang meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak dan gorengan dapat mempercepat kenaikan berat badan pada individu dengan faktor genetik obesitas. Namun, kesadaran akan pola makan sehat, olahraga, dan pencegahan tetap menjadi strategi paling efektif untuk menghindari obesitas.
“Memiliki alel FTO yang sama dengan ayah saya tidak berarti saya pasti akan mengalami obesitas,” kata Christian Dina, seorang ahli epidemiologi genetik. “Saya memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi, tetapi saya bisa menghindarinya dengan pola hidup yang sehat.”
Genetika memang berperan dalam obesitas, tetapi bukan satu-satunya faktor. Pola makan, aktivitas fisik, dan kesadaran diri tetap menjadi kunci utama dalam mengendalikan berat badan. Memahami faktor genetik dapat membantu kita lebih sadar akan risiko yang kita miliki dan mencari strategi terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca juga: Obesitas 10 Tahun Tingkatkan Risiko Serangan Jantung atau Stroke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.