KOMPAS.com - Bangsa Hun, kelompok pejuang nomaden yang mengguncang Kekaisaran Romawi Barat, telah lama menjadi misteri bagi para sejarawan. Dipimpin oleh Attila the Hun yang terkenal, mereka dianggap sebagai salah satu faktor utama yang mempercepat runtuhnya Romawi. Namun, hingga kini, asal usul sebenarnya dari bangsa Hun masih menjadi tanda tanya besar.
Sebuah studi terbaru mengenai DNA kuno akhirnya memberikan wawasan baru mengenai latar belakang bangsa Hun yang ternyata jauh lebih beragam dari yang selama ini diperkirakan.
Para sejarawan telah lama menduga bahwa bangsa Hun memiliki keterkaitan dengan Kekaisaran Xiongnu, yang pernah menguasai wilayah luas di Mongolia dan Tiongkok utara. Hal ini berdasarkan kesamaan budaya yang mereka miliki, seperti praktik modifikasi tengkorak dan penggunaan senjata yang serupa.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) menganalisis DNA dari 370 individu yang berasal dari pemakaman era Hun di seluruh Eropa, terutama di wilayah Cekungan Carpathia, tempat di mana bangsa Hun menetap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangsa Hun memiliki keanekaragaman genetik yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini menantang narasi tradisional yang menganggap mereka sebagai kelompok homogen yang datang dari Timur.
Baca juga: Bangsa Romawi Kuno Gunakan Ayam untuk Prediksi Hasil Perang
Dalam studi ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Guido Gnecchi-Ruscone, seorang ahli arkeogenetika dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, membandingkan DNA bangsa Hun dengan populasi dari Asia Tengah, termasuk Xiongnu. Hasilnya menunjukkan bahwa bangsa Hun merupakan campuran genetik dari berbagai kelompok di Asia Timur Laut, Eropa, dan wilayah lainnya.
Para peneliti menggunakan metode identity by descent (IBD), yang melacak segmen DNA panjang yang diwarisi dari nenek moyang yang sama. Menurut Gnecchi-Ruscone, "Populasi Hun di Eropa sangat heterogen secara genetik."
Salah satu individu yang diteliti adalah seorang wanita yang dikuburkan dengan anting emas, yang mengindikasikan status sosial tinggi. Analisis DNA menunjukkan bahwa ia memiliki garis keturunan yang berasal dari Kekaisaran Xiongnu.
Temuan ini memberikan perspektif baru mengenai migrasi bangsa Hun ke Eropa Timur. Alih-alih terjadi sebagai satu gelombang besar dari Timur, kehadiran bangsa Hun di Eropa lebih merupakan hasil dari serangkaian perpindahan yang lebih kompleks, dengan berbagai interaksi dan percampuran genetik.
Menurut Gnecchi-Ruscone, "Kami menemukan individu laki-laki dan perempuan yang dikuburkan dalam pemakaman khas Hun yang langka dan istimewa dari periode Hun."
Bangsa Hun bukanlah kelompok yang seragam, melainkan gabungan beragam komunitas dari seluruh padang rumput Eurasia. Studi ini juga mengisyaratkan adanya pernikahan elit atau bentuk integrasi sosial lain yang membentuk identitas bangsa Hun.
Beberapa praktik budaya bangsa Hun, seperti modifikasi tengkorak, mungkin diwariskan dari generasi ke generasi dengan pengaruh dari Xiongnu dan kelompok nomaden lainnya.
Penelitian DNA kuno ini mengubah cara kita memahami bangsa Hun. Mereka bukan hanya sekadar penyerbu dari Timur, tetapi sebuah kelompok yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya yang saling berbaur. Keberagaman ini mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat mereka begitu kuat dan mampu mengguncang Kekaisaran Romawi.
Baca juga: Sebab Terjadinya Perang Mutah Melawan Pasukan Romawi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.