Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter
Temukan jawaban pertanyaanmu di 优游国际.com
KOMPAS.com - Seorang pembaca 优游国际.com berinisial E, usia 43 tahun dari Kota Baubau menanyakan mengenai booster vaksin Covid-19 pada pasien GERD kepada subrubrik Halo Prof! 优游国际.com. Berikut pertanyaannya:
Baca juga: Kenapa Vaksin Booster Penting dan Bisakah Cegah Omicron XBB 1.5?
"Saya pasien dengan keluhan GERD, sudah bolak balik periksa ke dokter spesial paru karena suka sesak, sudah vaksin 1 dan 2 Pfizer. Saya jadi takut booster karena setelah vaksin 1 dan 2 di situlah saya dapati keluhan GERD sampai sesak napas. Pertanyaannya, bolehkah penyakit dengan gejala sesak, GERD di booster?"
Pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah. Berikut paparannya:
Salam kenal Ibu E, terima kasih atas pertanyaannya.
Memang ada beberapa pelaporan kejadian GERD pasca-pemberian vaksin COVID. Namun, perlu dipastikan apakah memang sebelum kondisi ini terjadi, individu tersebut memang sudah mengalami GERD atau belum.
Salah satu studi yang dilakukan di Seoul National University Boramae Medical Center tahun 2021, efek samping paska vaksin COVID-19 tidak berbeda jauh dengan komplikasi dari COVID-19.
Baca juga: Vaksin Hidung untuk Covid-19 Akan Jadi Vaksin Booster di India
Kondisi tersebut didefinisikan sebagai “Vaccine-Induced COVID-19 Mimicry” Syndrome, kondisi yang terjadi terkait vaksin COVID-19.
Pada studi tersebut memperlihatkan bahwa nyeri perut dan diare merupakan kejadian efek samping yang paling banyak dilaporkan. Gejala saluran cerna dilaporkan umumnya terjadi pada hari pertama setelah pemberian vaksin COVID-19.
Gejala yang dilaporkan seperti nyeri perut, dispepsia, mual, serta penurunan nafsu makan.
Gejala saluran cerna ini dapat dikategorikan sebagai gejala ringan.
Umumnya individu masih dapat beraktivitas. Namun, ada pula kondisi yang cukup berat sampai mengganggu aktivitas individu, terutama pada yang memiliki beberapa komorbid.
Vaksin yang diberikan dalam satu sampai dua kali, tentunya berbeda dengan pemberian obat yang diberikan hampir setiap hari.
Maka, perlu dilihat kembali benefit/manfaat yang diberikan. Pada umumnya efek samping yang terjadi bersifat akut/sementara, dapat menghilang setelah lebih dari 3 hari.
Kondisi tersebut bersifat tidak mengancam nyama. Maka, tingkat manfaat lebih banyak didapatkan dari pemberian vaksin, sehingga diharapkan vaksin tetap dapat diberikan, karena pencegahan terhadap infeksi COVID-19 lebih penting.
Baca juga: Terinfeksi Covid Lagi Meski Sudah Vaksin Booster, Waspadai Dampaknya
Semoga penjelasan saya membantu ya, Bu. Sehat selalu untuk Ibu. Terima kasih.
dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
RS Pondok Indah – Puri Indah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.