优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

鈥淭he Starry Night鈥 Van Gogh: Indah, Penuh Emosi, tapi Bukan Ilmiah

KOMPAS.com - Lukisan “The Starry Night” karya Vincent van Gogh telah lama memikat jutaan pasang mata di seluruh dunia. Dengan langit biru tua yang seolah bergulung, bulan yang bersinar terang, dan pusaran-pusaran cahaya yang menakjubkan, karya ini sering dianggap sebagai perpaduan antara ekspresi emosi dan keindahan alam yang abstrak.

Namun, baru-baru ini muncul klaim menarik dari kalangan ilmuwan fisika: mungkinkah Van Gogh secara intuitif berhasil menggambarkan turbulensi fluida, fenomena kompleks dalam dunia fisika yang bahkan baru dijelaskan secara formal di abad ke-20?

Ketika Seni Bertemu Fisika

Pada tahun 2024, sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Physics of Fluids mengemukakan bahwa pusaran-pusaran di langit malam versi Van Gogh menyerupai pola-pola dalam aliran turbulen yang digambarkan oleh teori Kolmogorov. Teori ini, yang dikembangkan oleh matematikawan Soviet Andrey Kolmogorov, menjelaskan bagaimana energi mengalir melalui cairan atau gas dalam bentuk pusaran-pusaran yang semakin kecil—seperti pusaran angin atau arus air.

Penulis makalah tersebut menyatakan bahwa Van Gogh berhasil mereproduksi ukuran, jarak relatif, dan intensitas pusaran dengan tingkat kemiripan yang mengejutkan. Sebuah pernyataan dalam makalah itu bahkan menegaskan, "[Van Gogh] berhasil mereproduksi tidak hanya ukuran pusaran, tetapi juga jarak relatif dan intensitasnya dalam lukisan."

Klaim ini tentu menarik banyak perhatian—apakah mungkin seorang seniman dari abad ke-19 tanpa pendidikan ilmiah telah menggambarkan konsep fisika yang kompleks?

Bukan Turbulensi Sungguhan

Namun, tidak semua ilmuwan sepakat. Dua ahli terkemuka dalam bidang mekanika fluida, Mohamed Gad-el-Hak (Virginia Commonwealth University) dan James J. Riley (University of Washington), memberikan tanggapan kritis terhadap klaim tersebut.

Dalam makalah balasan yang diterbitkan di Journal of Turbulence, mereka menjelaskan bahwa penerapan teori turbulensi Kolmogorov terhadap lukisan Van Gogh tidak tepat. Mereka menyoroti bahwa teori Kolmogorov—dan pengembangannya oleh Alexander Obukhov serta Stanley Corrsin—berdasarkan pada data nyata dari fluida yang bisa diukur, seperti kecepatan partikel, tekanan, suhu, dan kepadatan fluida.

Masalah utamanya? Lukisan Van Gogh tidak menyediakan data ilmiah apa pun.

“Keberatan mendasar kami adalah tidak adanya sifat fluida skalar yang dapat diidentifikasi dan diukur dalam lukisan ini, yang bisa digunakan untuk menerapkan teori Obukhov dan Corrsin,” jelas Riley.

Dengan kata lain, tidak ada cara untuk mengukur tekanan udara, suhu, atau properti fisik lain dari pusaran dalam lukisan itu. Menurut mereka, yang dilukis Van Gogh adalah gambaran visual—bukan representasi data nyata dari atmosfer atau fluida.

Selain itu, makalah yang mengklaim adanya turbulensi mengasumsikan bahwa ada medan aliran atmosfer yang berlaku dalam lukisan. Namun, menurut Gad-el-Hak dan Riley, asumsi ini keliru dan tidak sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan oleh teori Kolmogorov.

“Medan aliran atmosfer yang diasumsikan bahkan tidak mendekati syarat-syarat yang dibutuhkan oleh teori tersebut,” tambah Riley.

Van Gogh Tetap Luar Biasa – Sebagai Seniman, Bukan Ilmuwan

Penting untuk dicatat, Gad-el-Hak dan Riley sama sekali tidak meremehkan nilai seni lukisan tersebut. Mereka mengagumi keindahan dan kejeniusan Van Gogh, namun menekankan bahwa seni dan sains adalah dua ranah yang berbeda.

“Lukisan ini memikat dan sangat indah—dan justru ini yang membuatnya menjadi karya seni ikonik,” tulis mereka.

Langit malam dalam “The Starry Night” memang membangkitkan rasa takjub. Ia mengisyaratkan kekuatan alam, kekacauan batin, bahkan keagungan kosmos. Namun keindahannya tidak terletak pada keakuratan ilmiah, melainkan pada kekuatan emosi dan imajinasi yang dituangkan Van Gogh ke atas kanvas.

Tidak ada rumus tersembunyi di balik pusaran itu. Tidak ada turbulensi yang bisa diukur atau dijelaskan secara matematis. Yang ada hanyalah seniman yang mengungkapkan isi hatinya dalam bentuk visual yang menggugah.

“The Starry Night” tetap menjadi mahakarya dunia—bukan karena ia meniru turbulensi, tapi karena ia menangkap sesuatu yang jauh lebih dalam: jiwa manusia.

/sains/read/2025/04/09/100000723/the-starry-night-van-gogh-indah-penuh-emosi-tapi-bukan-ilmiah

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke