KOMPAS.com - Ada kalanya seseorang sering terbangun antara pukul 02.00 hingga 03.00 pagi.
Menurut ahli nutrisi sekaligus penulis buku The Healthy Keto Plan, Eric Berg, bangun saat dini hari dapat menjadi sinyal bahwa ritme sirkadian dan kortisol terganggu.
Dilansir dari Unilad, Minggu (16/3/2025), Berg menjelaskan, kortisol adalah hormon stres yang seharusnya mencapai kadar terendah pada jam 2 pagi dan puncaknya pada pukul 8 pagi.
Namun, kadar kortisol yang tidak beraturan membuat pola tersebut terbalik. Akibatnya, tubuh terjaga pada pukul 2 pagi dan merasa lelah pada pukul 8 pagi.
Lantas, apa yang menyebabkan kadar kortisol tidak terkontrol hingga membuat seseorang sering terbangun pada dini hari?
Baca juga: Selalu Terbangun antara Pukul 1 hingga 4 Dini Hari? Waspadai Penyakit Ini!
Berg mengatakan, sering terbangun jam 2 atau 3 pagi dapat menjadi pertanda tubuh kekurangan magnesium.
"Kortisol Anda benar-benar bisa naik jika kekurangan magnesium," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di Youtube.
Tanda tubuh kekurangan magnesium, di antaranya otot dan punggung bagian atas serta bawah akan terasa tegang.
Jari dan kaki juga akan terasa kram akibat kontraksi otot. Kemudian, muncul kedutan pada mata atau lengan.
"Magnesium mengontrol kalsium dan bila Anda tidak memiliki cukup magnesium, kadar kalsium pun meningkat dan menyebabkan kram di area tubuh," jelasnya.
Apabila ini terjadi, Berg menyarakankan untuk mengonsumsi magnesium glisanat, yaitu suplemen makanan yang mengandung magnesium dan asam amino glisin.
Namun, dia menganjurkan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli medis sebelum mengonsumsi suplemen.
Baca juga: Gen Z di China Bangun Jam 4 Pagi untuk Bekerja di 4 Tempat Berbeda demi Financial Freedom
Kodisi lain yang bisa jadi penyebab sering terbangun pada dini hari adalah gula darah rendah.
Berg menerangkan, kondisi ini terjadi usai seseorang mengonsumsi banyak karbohidrat dalam sehari atau di malam hari sebelum tidur.
"Hal ini akan meningkatkan gula darah dan ketika tidur di malam hari, gula darah akan turun. Jika turun terlalu rendah, tubuh akan mencoba meningkatkannya dengan kortisol," paparnya.