KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa bingung atau bahkan terlibat dalam perdebatan mengenai kualitas sebuah hadis? Mungkin kamu pernah mendengar ada yang mengatakan bahwa sebuah hadis itu sahih (benar), sementara yang lain dianggap dha'if (lemah).
Ketika kamu berada dalam situasi tersebut, sebenarnya kamu sedang membandingkan hadis berdasarkan kualitas sanad yang dimiliki oleh masing-masing hadis tersebut.
Berdasarkan kualitas sanad hadis maka hadis terbagi menjadi tiga kategori utama, yaitu hadis sahih, hadis hasan, dan hadis dha'if.
Masing-masing kategori memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda dalam menentukan keabsahannya. Yuk, kita lihat penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini!
Baca juga: Al Quran, Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad
Menurut Sarbanun dalam Macam-Macam Hadis dari Segi Kualitasnya (2019), hadis sahih merupakan jenis hadis yang memiliki tingkat kualitas dan keandalan tertinggi dalam ilmu hadis.
Menurut para ulama, sebuah hadis dapat dikatakan sahih jika memenuhi lima syarat utama.
Syarat-syarat ini sangat ketat karena bertujuan untuk memastikan bahwa riwayat hadis tersebut benar-benar sampai dari Nabi Muhammad SAW tanpa adanya kesalahan.
Dengan memenuhi syarat-syarat ini, hadis berdasarkan kualitas sanad ini menjadi dasar yang kuat dalam penentuan hukum Islam.
Baca juga: 3 Jenis Najis dalam Islam: Mukhaffafah, Mutawassitah, dan Mughallazah
Selanjutnya, kita memiliki hadis hasan, yang berada di antara hadis sahih dan hadis dha'if.
Menurut Rahmat Dani dan Dea Jihanna Ilmi dalam Kualifikasi Hadis Ditinjau dari Segi Kuantitas dan Kualitas Sanad (2024), hadis hasan juga merupakan riwayat yang memiliki sanad yang bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang adil.
Namun, ada perbedaan penting dengan hadis sahih, yaitu dalam hal kekuatan hafalan perawi.
Pada hadis sahih, perawi harus memiliki daya ingat yang kuat dan akurat, sedangkan pada hadis hasan, daya ingat perawi bisa lebih lemah dibandingkan perawi hadis sahih.
Meskipun demikian, hadis hasan tetap diterima sebagai sumber hukum yang sah, meskipun kualitasnya tidak setinggi hadis sahih.
Baca juga: 5 Keutamaan Membaca Al Quran di Bulan Ramadhan
Hadis hasan tetap memenuhi syarat-syarat dasar seperti sanad yang bersambung, perawi yang adil, dan tidak ada kejanggalan atau cacat dalam riwayatnya.
Namun, karena daya ingat perawi yang lebih lemah, hadis berdasarkan kualitas sanad ini berada di tingkat yang lebih rendah daripada hadis sahih.