优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Bukan Sekadar Mata, Ternyata Otak Memilih Apa yang Kita Lihat

优游国际.com - 24/04/2025, 09:41 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Bayangkan kamu memasuki sebuah ruangan dan melihat benda panjang dan ramping di atas meja. Apakah itu pulpen untuk rapat? Atau termometer yang kamu gunakan sebelumnya? Menariknya, benda tersebut tidak berubah. Namun, tergantung pada tujuanmu masuk ke ruangan itu, otak bisa menafsirkannya secara berbeda.

Penelitian terbaru yang diterbitkan di Nature Communications mengungkap fakta mengejutkan: penglihatan kita bukan hanya soal menerima informasi visual apa yang dilihat mata, tapi juga tentang tujuan kita melihatnya.

Penglihatan yang Dipengaruhi Tujuan

Selama ini, para ilmuwan percaya bahwa mata kita menangkap informasi mentah seperti bentuk, warna, dan gerakan, lalu otak memprosesnya seperti komputer. Tapi, tim peneliti dari Columbia Engineering yang dipimpin oleh Prof. Nuttida Rungratsameetaweemana menemukan bahwa korteks visual—bagian otak yang bertugas memproses penglihatan—tidak pasif. Sebaliknya, bagian ini aktif menyesuaikan cara kita memaknai gambar tergantung pada tugas atau tujuan kita saat itu.

“Temuan kami menantang pandangan tradisional bahwa area sensorik awal di otak hanya ‘merekam’ input visual. Faktanya, sistem visual otak manusia secara aktif membentuk ulang representasi dari objek yang sama tergantung pada apa yang kita coba lakukan,” jelas Prof. Rungratsameetaweemana.

Baca juga: Mengapa Kita Melihat Pola Putaran dan Gelombang Saat Menutup Mata

Eksperimen: Ketika Aturan Terus Berubah

Dalam eksperimennya, para peneliti menggunakan bentuk-bentuk abstrak yang harus dikategorikan oleh peserta sambil dipindai menggunakan fMRI. Namun, aturan kategorisasi terus berubah—kadang lurus dan sederhana (Linear), kadang melengkung dan kompleks (Nonlinear).

Menariknya, aktivitas di area visual awal otak seperti V1 dan V2 berubah tergantung pada aturan yang berlaku, meskipun bentuk visualnya tetap sama. Ketika peserta menghadapi pilihan yang sulit—misalnya bentuk yang berada di ambang dua kategori—aktivitas otak menjadi lebih tajam, membantu mereka membuat keputusan yang lebih akurat.

Peningkatan akurasi paling terlihat pada bentuk-bentuk ambigu yang berada dekat batas kategori. Di sinilah sistem visual bekerja keras untuk "memperjelas" persepsi, sehingga peserta lebih mudah mengambil keputusan.

“Kami melihat bahwa otak merespons berbeda tergantung pada kategori yang sedang digunakan peserta,” ungkap Prof. Rungratsameetaweemana.

Baca juga: Sering Melihat Wajah di Benda Mati? Kenali Fenomena Pareidolia

Apa yang kamu lihat di gambar ini? Apa yang kamu lihat di gambar ini?

Perhatian yang Fleksibel dan Adaptif

Salah satu penjelasan dari fenomena ini adalah apa yang disebut dengan “feature-based attention”—yakni kemampuan otak untuk menyorot fitur-fitur tertentu (seperti bentuk lengkung atau simetri) sesuai konteks. Otak secara otomatis menyesuaikan perhatian ini, tanpa instruksi eksplisit.

Artinya, peserta belajar untuk fokus pada fitur-fitur yang relevan tanpa disuruh, dan otak mereka menyesuaikan persepsi sesuai kebutuhan.

Implikasi Luas: Dari Kecerdasan Buatan hingga Kesehatan Mental

Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manusia bersifat fleksibel dan terikat pada tujuan, sesuatu yang masih sulit dicapai oleh sistem kecerdasan buatan (AI) saat ini. AI cenderung memisahkan tahap persepsi dan pengambilan keputusan, sementara otak manusia menggabungkannya secara dinamis.

Kemampuan otak untuk beradaptasi juga dapat memberi wawasan baru tentang gangguan seperti ADHD atau autisme, di mana fleksibilitas kognitif sering kali terganggu. Jika area sensorik otak ikut berperan dalam fleksibilitas ini, maka terapi masa depan mungkin bisa menargetkannya.

“Kognisi fleksibel adalah ciri khas kecerdasan manusia, dan bahkan sistem AI tercanggih saat ini masih kesulitan dalam tugas yang berubah-ubah,” tambah Prof. Rungratsameetaweemana.

Langkah berikutnya dari penelitian ini adalah merekam aktivitas neuron individual untuk memahami bagaimana sel-sel otak menangani perubahan tujuan secara cepat. Harapannya, pengetahuan ini bisa diterapkan untuk mendesain sistem AI yang lebih adaptif.

Melihat Adalah Menafsirkan

Penelitian ini mengubah cara kita memahami penglihatan. Mata memang menangkap cahaya, tetapi pemaknaan terjadi di otak, sejak awal proses—bahkan sebelum kita sadar akan apa yang kita lihat.

Jadi, saat kamu misalnya melihat bayangan dan berpikir itu hantu atau kucing, sebenarnya otak sudah memilih makna berdasarkan niatmu, bahkan sebelum kamu menyadarinya.

Baca juga: Ilmuwan Membajak Mata Manusia Agar Bisa Melihat Warna Baru 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau