优游国际

Baca berita tanpa iklan.
优游国际.com - 26/02/2025, 13:17 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kita mungkin sering mengira bahwa hanya burung yang bisa terbang tinggi. Namun, ternyata serangga juga mampu mencapai ketinggian yang mengejutkan! Para ilmuwan menemukan bahwa beberapa jenis serangga dapat terbang jauh lebih tinggi dari yang kita bayangkan.

Sebagai perbandingan, burung dengan rekor terbang tertinggi adalah burung nasar Rüppell dari Afrika Tengah, yang tercatat mencapai ketinggian 11.278 meter. Sementara itu, beberapa jenis serangga juga mampu mencapai ketinggian luar biasa:

  • Belalang terbang hingga 4.500 meter (14.764 kaki).
  • Serangga seperti kepik sejati, capung, lalat batu, dan serangga air lainnya bisa mencapai lebih dari 5.000 meter (16.404 kaki).
  • Lalat dan kupu-kupu bahkan dapat mencapai 6.000 meter (19.685 kaki)!

Tantangan Terbang di Ketinggian

Meskipun mampu terbang tinggi, serangga menghadapi tantangan yang sama seperti burung di ketinggian, yaitu suhu rendah, kadar oksigen rendah, dan kepadatan udara yang rendah.

"Serangga kecil tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri seperti mamalia," jelas Michael Dillon, peneliti dari University of Wyoming.

"Suhu dingin di ketinggian bisa membuat mereka tidak aktif selama sebagian besar hari dan malam. Selain itu, mereka juga membutuhkan oksigen untuk bernapas dan menghasilkan energi. Kadar oksigen yang lebih rendah di ketinggian dapat menghambat kemampuan mereka untuk bernafas dengan baik."

Kepadatan udara yang rendah juga menjadi tantangan besar.

"Sayap serangga harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan daya angkat," tambah Dillon. "Mereka harus mendorong lebih banyak udara dengan gerakan sayapnya agar tetap melayang dan bergerak."

Baca juga: Bagaimana Serangga Mengetahui Bunga yang Punya Serbuk Sari?

Ilustrasi tawon. PIXABAY/CAPRI23AUTO Ilustrasi tawon.

Penelitian tentang Lebah di Ketinggian Ekstrem

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Biology Letters tahun 2014, Dillon dan timnya meneliti kemampuan terbang lebah di daerah pegunungan. Mereka menempatkan lebah dalam ruang simulasi yang meniru tekanan udara rendah seperti di ketinggian 9.000 meter, lebih tinggi dari Gunung Everest! Hasilnya, beberapa lebah masih bisa melayang meskipun dalam kondisi udara yang lebih tipis.

Para ilmuwan menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam gerakan lebah dan menemukan bahwa lebah mampu mengubah gerakan sayapnya agar tetap bisa terbang di udara yang lebih tipis.

"Mereka mengayunkan sayapnya dengan sudut yang lebih lebar untuk mengimbangi kepadatan udara yang rendah," jelas Dillon. Namun, suhu ekstrem di atas Gunung Everest kemungkinan besar akan membuat lebah tidak bisa bertahan hidup.

Baca juga: 5 Serangga Paling Berbahaya di Dunia

Misteri yang Masih Harus Dijawab

Dillon mengatakan bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui tentang bagaimana serangga bisa bertahan hidup di ketinggian ekstrem.

"Karena tantangan hidup di ketinggian yang ekstrem, kita melihat semakin sedikit jumlah dan jenis serangga di tempat yang lebih tinggi. Ini adalah lingkungan yang sangat sulit untuk bertahan hidup!" ujar Dillon.

Penemuan ini menunjukkan betapa luar biasanya kemampuan adaptasi serangga, tetapi juga membuktikan bahwa masih banyak yang bisa kita pelajari tentang dunia kecil mereka yang penuh keajaiban.

Baca juga: Mengapa Serangga Tertarik dengan Cahaya Buatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau