KOMPAS.com - Perburuan manusia adalah faktor kunci hilangnya puluhan spesies mirip gajah dalam 2 juta terakhir.
Tingkat kepunahan hewan-hewan tersebut meningkat lima kali lipat ketika manusia purba berevolusi sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Dan bahkan meningkat lebih tinggi lagi ketika manusia modern muncul.
Baca juga: Perkawinan Sedarah Bukan Penyebab Kepunahan Mammoth Berbulu
Saat ini, hanya tersisa tiga spesies gajah dari kelompok tersebut.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti melakukan analisis ribuan fosil yang dibantu dengan kecerdasan buatan (AI).
“Jika manusia purba tidak muncul, jumlah spesies mungkin akan terus bertambah,” kata Torsten Hauffe dari Universitas Fribourg di Swiss.
Seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (25/7/2024) jumlah spesies hewan mirip gajah, dikenal sebagai proboscidean, meningkat jutaan tahun sebelum kedatangan manusia.
Ini terjadi kemungkinan karena evolusi gigi mereka yang lebih keras untuk memakan rumput.
Ada sekitar 30 spesies yang hidup 1,8 juta tahun lalu ketika wilayah mereka mulai tumpang tindih dengan wilayah manusia purba.
Misalnya, ada spesies yang ditemukan di Afrika bernama Deinotherium bozasi, yang memiliki gading mengarah ke bawah dan ke belakang yang tumbuh di rahang bawahnya.
D. bozasi punah sekitar satu juta tahun yang lalu.
Pada saat manusia modern mulai menyebar ke seluruh dunia sekitar 130.000 tahun yang lalu, hanya ada 15 spesies proboscidean yang masih hidup.
Lalu, sebagian besar spesies itu juga punah dan hanya menyisakan gajah Asia, gajah semak Afrika, dan gajah hutan Afrika.
Untuk mengetahui alasannya, Hauffe dan rekan-rekannya mengembangkan model statistik untuk memperkirakan bagaimana laju kepunahan dan spesiasi berubah dari waktu ke waktu berdasarkan temuan fosil, beserta kemungkinan alasan perubahan tersebut.
Baca juga: Gading Ungkap Rute Perjalanan Mammoth Sebelum Mati
Pemodelan sebelumnya hanya melihat dampak dari satu faktor saja, seperti iklim.
Namun dengan memanfaatkan AI, pemodelan baru dapat memperkirakan dari berbagai faktor.