KOMPAS.com - Saat cuaca panas, kita sangat disarankan untuk menggunakan tabir surya dan pakaian yang melindungi dari sinar ultraviolet (UV).
Namun, jika memungkinkan, hindari paparan sinar matahari saat cuaca panas dengan lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan.
Pasalnya, cuaca panas dapat berpengaruh terhadap tubuh dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Berikut adalah penjelasan mengenai bahaya cuaca panas.
Dilansir dari Illinois Department of Public Health, cuaca panas dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas yang tingkat keparahannya berkisar dari kram panas yang relatif ringan hingga heatstroke yang mengancam jiwa.
Baca juga: 8 Gejala Heatstroke yang Terjadi Saat Cuaca Sangat Panas
Di antara fenomena yang berhubungan dengan cuaca, periode cuaca yang sangat panas, yang dikenal sebagai gelombang panas, bahkan merupakan penyebab utama kematian.
Kondisi terkait panas yang paling umum adalah heatstroke, kelelahan akibat panas atau heat exhaustion, kram akibat panas, sengatan matahari, dan ruam panas.
Di antara kondisi tersebut, heatstroke dan heat exhaustion adalah kondisi yang paling serius.
Siapa pun dapat mengembangkan masalah yang berhubungan dengan panas. Namun, kelompok orang tertentu berisiko lebih tinggi selama cuaca yang sangat panas.
Mereka termasuk orang yang bekerja di luar ruangan, orang lanjut usia (lansia), orang dengan kondisi medis kronis, dan orang yang mengonsumsi obat tertentu.
Baca juga: Bagaimana Fenomena Gelombang Panas Bisa Terjadi?
Dilansir dari Cleveland Clinic, heatstroke didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius.
Heatstroke adalah bentuk paling parah dari hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heatstroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kegagalan organ, hingga kematian.
Sementara itu, heat exhaustion diawali dengan udara hangat dan lembap yang menyerap lebih sedikit keringat dari kulit dan membatasi kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri dengan berkeringat.
Saat tubuh mengalami dehidrasi, tubuh kekurangan air dan garam esensial yang disebut elektrolit, yang mengurangi kemampuannya untuk berkeringat.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Gelombang Panas yang Sedang Melanda Asia Selatan?
Dilansir dari Medical News Today, jika tubuh tidak dapat mendinginkan diri dengan berkeringat, kita mungkin mengalami heat exhaustion.
Dilansir dari Mayo Clinic, tanda dan gejala heatstroke yang umum meliputi:
Baca juga: Kenapa Gelombang Panas Bisa Mematikan?
Berbeda dengan heatstroke, berikut adalah beberapa gejala heat exhaustion:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.