优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Apakah Dunia Siap Menghadapi Fenomena Bencana Alam?

优游国际.com - 01/03/2023, 17:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Dunia, saat ini menghadapi berbagai fenomena bencana alam, yang mesti siap dihadapi.

Sebut saja, fenomena bencana gempa bumi dahsyat yang belum lama melanda Turkiye dan Suriah, menyebabkan puluhan ribu korban jiwa dan kehancuran di setiap sudut kota.

Selain itu, fenomena badai ekstrem hingga banjir bandang seperti yang melanda berbagai negara di dunia, tak terkecuali sejumlah wilayah di Indonesia.

Akan tetapi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi di awal tahun 2023 ini, apakah dunia siap menghadapinya?

Dilansir dari Phys, Rabu (1/3/2023), gempa bumi, banjir hingga badai, semakin meningkat, sebuah laporan studi mengungkapkan bahwa dunia tidak siap menghadapi bencana yang semakin meningkat.

Baca juga: Apakah Fenomena Solstis 22 Desember Berbahaya?

Menurut data yang dikeluarkan PBB terkait Pengurangan Risiko Bencana, sejak tahun 1990, lebih dari 10.700 bencana alam telah mempengaruhi lebih dari 6 miliar orang di seluruh dunia.

Sementara itu, pada tahun 2015, komunitas internasional mulai mengadopsi tujuan global untuk menurunkan korban dan kerusakan pada tahun 2030.

Tujuan global tersebut menjadi sebuah deklarasi yang dikenal dengan Sendai Framework, yang mana banyak negara berinvestasi dalam evaluasi dan pengurangan risiko bencana serta kesiapsiagaan bencana.

Kendati demikian, sebuah laporan dari Internasional Science Council (ISC), mengatakan bahwa sangat tidak mungkin kita akan memenuhi tujuan Sendai Framework pada tahun 2023, mengingat tren fenomena bencana alam yang terjadi saat ini.

Fenomena banjir dan badai yang kini semakin diperparah oleh dampak perubahan iklim, berada di puncak daftar bencana alam dan mencapai 42 persen dari keseluruhan.

Baca juga: Apakah Itu Fenomena Solstis yang Akan Terjadi pada 22 Desember?

Laporan ilmiah ini juga menunjukkan bahwa fenomena bencana alam yang pterjadi itu, telah memundurkan hasil pembangunan yang dicapai dengan susah payah di banyak negara di dunia.

"Terlalu sedikit perhatian dan investasi yang diberikan untuk perencanaan dan pencegahan (dampak bencana alam) jangka panjang, mulai dari memperkuat kode bangunan hingga mengadopsi sistem peringatan bahaya,” kata Peter Gluckman, presiden ISC.

Menurutnya, kurangnya kesiapsiagaan ini terjadi bahkan saat masyarakat internasional mulai bergerak cepat setelah bencana gempa bumi di Turkiye dan Suriah.

Perwakilan khusus PBB untuk pengurangan risiko bencana, Mami Mizutori mengatakan, berbagai tantangan selama tiga tahun terakhir telah menunjukkan kebutuhan mendasar akan kesiapan dunia yang lebih besar untuk menghadapi bencana berikutnya.

"Kita perlu memperkuat infrastruktur, komunitas, dan ekosistem saat ini, daripada membangun kembali setelahnya," kata Mizutori.

Baca juga: Apakah Peran Gajah untuk Menyelamatkan Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau