KOMPAS.com - Stunting adalah ganggungan pertumbuhan fisik pada anak. Bertubuh pendek merupakan salah satu indikasi dari anak dengan kondisi stunting. Kondisi ini bisa dicegah sejak bayi dalam kandungan.
Selain ditandai dengan bertubuh pendek atau kerdil, stunting juga ditandai dengan terganggunya perkembangan otak.
HealthCare Communicator Medical Kalbe, dr Muliaman Mansyur mengatakan, stunting merupakan penyakit yang kerap kali terjadi pada anak yang kekurangan gizi di 1000 hari pertama kehidupan.
Baca juga: Sering Dianggap Kondisi yang Sama, Ketahui Perbedaan Pendek dan Stunting pada Anak
Namun, proses kekurangan gizi anak ini tidak hanya terjadi saat setelah dilahirkan, melainkan bisa dimulai sejak bayi dalam kandungan ibu sampai bayi berusia 2 tahun.
“Stunting bisa dilihat sebenarnya dari ketika ibu hamil yang kekurangan nutrisi jangka panjang, mulai ada infeksi, anemia, hingga komplikasi lainnya," kata dr Muliaman dalam keterangan tertulis Kalbe yang diterima 优游国际.com, Senin (18/4/2022).
"Pada saat lahir, berat badannya di bawah rata-rata, kurang dari 2 kg. Kemudian juga ada prematur, bayi dan anaknya sering infeksi, tidak dapat ASI,” lanjutnya.
Stunting menjadi persoalan yang penting dan harus mendapatkan perhatian lebih, karena kondisi ini tidak hanya menyerang fisik tetapi juga kognitif anak, dan baru bisa terdiagnosis pasti ketika anak sudah berusia 5 tahun.
Berdasarkan laporan dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), estimasi ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan memiliki tubuh terlalu kurus atau berat badan rendah.
Jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Angka itu berhasil ditekan dari 37,8 persen di tahun 2013.
Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen.
Sehingga, status Indonesia masih berada di urutan 4 dunia dan urutan ke-2 di Aisa Tenggara terkait kasus balita stunting.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) memprediksi bahwa 4 tahun ke depan, dari 20 juta kelahiran bayi, tujuh juta di antaranya berpotensi mengalami stunting.
Dengan perkiraan ini, maka presentase bayi yang mengalami stunting di Indonesia akan meningkat menjadi 27 persen.
Baca juga: Kenali Tanda Awal Stunting pada Anak