KOMPAS.com - Kejang demam adalah kondisi kejang pada anak yang disebabkan oleh demam tinggi. Demam ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau kejang setelah menerima vaksin. Kejang demam dikenal juga dengan sebutan step.
Orangtua pasti khawatir ketika anaknya mengalami kejang demam. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui kejang demam pada anak dan hal-hal yang harus dilakukan ketika ini terjadi.
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah gejala kejang demam pada anak:
Selain gejala di atas, kejang demam juga bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan gejala yang terjadi.
1. Kejang demam simpel
Tipe ini terjadi hanya beberapa detik hingga 15 menit. Kejang demam ini tidak berulang dalam 24 jam ke depan dan tidak spesifik pada satu bagian tubuh.
2. Kejang demam kompleks
Sekali menyerang, kejang demam kompleks bisa terjadi lebih lama dari 15 menit. Selain itu, kejang demam kompleks akan terjadi beberapa kali dalam 24 jam dan hanya menyerang sebelah bagian tubuh saja.
Baca juga: Cara Menurunkan Demam pada Anak
Walaupun hanya terjadi beberapa detik, anak yang mengalami kejang demam harus segera dibawa ke unit gawat darurat. Awasi anak jika disertai gejala muntah, kaku leher, masalah pernapasan, dan tidak kunjung sadarkan diri.
Kebanyakan kejang demam akan terjadi pada beberapa jam pertama ketika anak sakit. Oleh karena itu, berikan obat penurun demam yang cukup untuk anak.
Pada sebagian kasus, anak yang memiliki faktor risiko kejang demam mungkin diberikan resep obat antikejang oleh dokter. Contoh pemberian obat ini adalah kasus anak yang mengalami kejang lebih lama dari 15 menit dan mengalami lebih dari sekali kejang dalam 24 jam.
Faktor risiko yang meningkatkan terjadinya kejang demam pada anak adalah anak usia muda, yaitu berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Selain itu, terdapat riwayat kejang demam pada keluarganya.