KOMPAS.com - Ratusan koala menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh otoritas Australia.
Penembakan ratusan koala di Victoria barat daya ini dilakukan sebagai upaya pemusnahan satwa liar sebagai tindak lanjut dari krisis lingkungan setelah terjadi kebakaran hutan.
Baca juga: Fakta Koala: Tidur 22 Jam Sehari, Sisanya untuk Makan dan Cari Jodoh
Akibat kebijakan ini, dilaporkan 700 ekor koala mati setelah ditembak dari atas helikopter.
Tindakan pemerintah Australia ini memicu perhatian hingga protes lembaga setempat.
Lantas, apa yang membuat ratusan koala harus ditembak mati oleh pemerintah setempat? Berikut fakta-faktanya.
Dilansir dari , Senin (21/4/2025), penembak jitu mulai menembaki koala karena habitatnya telah rusak akibat kebakaran hutan yang dipicu sambaran petir.
Setidaknya 2.000 hektar lahan di taman nasional Budj Bim hancur dilalap api usai kebakaran hutan yang terjadi pada bulan lalu.
Karenanya, pemerintah setempat khawatir para koala mengalami kelaparan atau mati perlahan akibat luka-luka lantaran habitat aslinya rusak.
Penembak jitu di bawah perintah Departemen Energi, Lingkungan, dan Aksi Iklim (DEECA) dikerahkan untuk melakukan euthanasia terhadap koala dari helikopter.
Mereka mengambil langkah ini untuk mengurangi populasi yang dianggap tidak bisa diselamatkan.
Aksi DEECA melakukan pemusnahan terhadap ratusan koala di kawasan Victoria barat daya ini mendapat dukungan dari pemerintah setempat.
Perdana Menteri Victoria Jacinta Allan sependapat dengan DEECA bahwa koala tanpa habitat aslinya akan mengalami penderitaan.
"Saya mendengar bahwa departemen melakukan penilaian ekstensif dalam konteks kebakaran hutan yang melanda masyarakat setempat yang dimulai oleh sambaran petir," kata Allan dilansir dari 优游国际.com pada Senin (21/4/2025).
Baca juga: Koala Australia Masuk Daftar Hewan Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
Allan pun setuju atas tindakan ini karena menurutnya sudah sesuai dengan penilaian para ahli.
"Setelah memeriksa keadaan, pendekatan ini dianggap sebagai cara untuk benar-benar mengenali bahwa koala-koala itu sangat menderita dan penilaian tersebut dilakukan oleh para ahli satwa liar," lanjutnya.