KOMPAS.com - Populasi penyu laut, termasuk yang terancam punah, menunjukkan tanda-tanda pulih.
Selama ini, penyu menjadi satwa yang terancam punah karena berbagai sebab.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Kura-kura dan Penyu
Keberadaan saudara kura-kura itu berkurang karena terjadinya alih fungsi pesisir, perubahan iklim, pencemaran air laut, hingga perburuan.
Meskipun demikian, penelitian baru menunjukkan pemulihan pada populasi beberapa spesies penyu laut.
"Banyak populasi penyu telah kembali, meskipun beberapa belum," kata ahli ekologi Duke Stuart Pimm seperti yang dikutip dari pada Kamis (17/4/2025).
Meskipun tidak menjadi bagian dari penelitian tersebut, Pimm mengapresiasi upaya konservasi yang berhasil.
"Secara keseluruhan, kisah penyu laut adalah salah satu kisah sukses konservasi yang sesungguhnya," ujarnya.
Berdasarkan survei dalam jurnal Endangered Species yang mengalami pembaruan pada 2025 setelah satu dekade, para ilmuwan yang terlibat mengamati 48 populasi penyu laut di seluruh dunia.
Dalam surveinya, mereka melakukan pengukuran dampak ancaman.
Ketika diteliti, ancaman seperti perubahan iklim, pencemaran air, pembangunan pesisir, dan perburuan yang diamani telah menurun secara keseluruhan.
Sebagai catatan, para peneliti memberikan pengecualian pada beberapa aspek.
Mereka menyebutkan bahwa pulihnya populasi penyu laut di Samudra Atlantik lebih memungkinkan daripada Samudra Pasifik.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Penyu dan Kura-kura
Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, penyu belimbing termasuk kelompok yang lebih rentan dibanding spesies lain.
Ahli ekologi satwa liar di Ecolibrium Colordari Bryan Wallace, salah satu anggota tim peneliti ini, menemukan tujuh tempat penyu belimbing menghadapi risiko lingkungan yang tinggi.
Dibanding spesies lainnya, penyu belimbing melakukan migrasi laut terpanjang. Beberapa di antara individu berenang sejauh 3.700 mil (5.955 kilometer) dalam sekali jalan.