BERSIKAP sopan kepada Chatbot AI seperti ChatGPT ternyata berdampak biaya mahal. Hal ini diungkapkan oleh CEO OpenAI, Sam Altman.
Altman membuat pernyataan mengejutkan dan menyebut penggunaan kata-kata sopan seperti "tolong" dan "terima kasih" saat berinteraksi dengan ChatGPT, menyebabkan pemborosan biaya operasional yang sangat besar.
Sebagaimana dilaporkan The Economic Times "Are you saying 'thanks', 'please' to ChatGPT? It's costing OpenAI millions” (21/04/2025), Altman menanggapi postingan di X.
Seseorang telah bertanya berapa banyak uang yang hilang dari OpenAI akibat biaya listrik dari orang-orang yang mengatakan 'tolong' dan 'terima kasih' kepada model mereka.
Altman menyebut, kebiasaan sopan santun ini telah menyebabkan pengeluaran listrik mencapai puluhan juta dollar AS dan menyebabkan peningkatan biaya listrik yang signifikan.
Meskipun demikian, Altman buru-buru menyatakan hal itu sebagai pengeluaran yang layak. Dalam arti sebagai uang yang dibelanjakan dengan baik.
Agak berbeda dengan Altman, Kurtis Beavers, manajer desain AI Microsoft, justru berpendapat bahwa bahasa sopan membantu menciptakan interaksi yang lebih kolaboratif dan menghormati pengguna.
Pernyataan Kurtis setidaknya menggambarkan bagaimana interaksi layaknya dengan manusia tetap penting, bahkan dalam konteks teknologi canggih seperti AI.
Pernyataan ini tampaknya menunjukkan bahwa nilai etika digital dan pendekatan humanistik terhadap AI tetap penting meskipun berdampak pada biaya operasional.
Baca juga: Saat Hakim New York Usir AI-Avatar dari Ruang Sidang
Melatih model AI seperti GPT membutuhkan sumber daya komputasi yang menyedot energi dalam jumlah besar. Proses ini tidak hanya mahal, tapi juga menimbulkan beban lingkungan. Hal ini disebabkan konsumsi listrik, air, dan kebutuhan sistem pendingin yang intensif.
Hal ini menunjukan sisi lain revolusi digital, di mana biaya ekologis sering terabaikan dan lepas dari pandangan publik. Di tengah peningkatan kesadaran lingkungan, persoalan seperti ini perlu menjadi perhatian pengguna.
Setiap permintaan ke ChatGPT memakan listrik yang jauh lebih besar daripada penggunaan search engine. Hal ini memperkuat argumen bahwa pengembangan AI tidak bisa hanya berfokus pada inovasi teknis semata, tetapi juga harus mempertimbangkan faktor efiesiensi dan lingkungan.
Dilansir Times of India "OpenAI CEO Sam Altman claimed saying 'please' and 'thank you to ChatGPT is wasting millions of dollars, here's why” (21/04/2025), bahwa model AI seperti ChatGPT memang membutuhkan energi yang besar untuk memproses data.
Bahkan tindakan sekecil mengetik "tolong" dapat menambah beban energi. Studi menyebutkan, membuat email 100 kata dengan AI membutuhkan sekitar 0.14 kilowatt-jam listrik. Hal ini cukup untuk menyalakan 14 lampu LED selama satu jam.
Laporan itu menyatakan, dalam skala besar, ini menunjukan konsumsi listrik yang sangat besar hanya untuk interaksi yang terkesan kecil.
Baca juga: Sistem Saraf Digital dan Kekhawatiran AI Bakal Kendalikan Manusia