KOMPAS.com - Mas Tirtodharmo Haryono adalah salah satu jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang menjadi korban dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada 1965.
Sebelum meninggal dalam tragedi tersebut, MT Haryono sudah pernah menjadi target pembunuhan, ketika ia sedang betugas di Belanda.
MT Haryono dikenal sebagai seorang perwira militer yang cemerlang dan poliglot, alias menguasai beberapa bahasa.
Ia bahkan menjadi perwira termuda yang dikirim sebagai delegasi dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada 1949.
Berikut ini biografi singkat MT Haryono.
Baca juga: Apakah Soeharto Terlibat dalam G30S?
Mas Tirtodharmo Haryono lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 20 Januari 1924.
Ia merupakan putra dari Mas Harsono Tirtodarmo, yang pernah menjadi asisten wedana di Gresik, Jawa Timur.
Melansir Historia, MT Haryono lahir saat orang tuanya dalam perjalanan dari Gresik menuju Sidoarjo, Jawa Timur.
Lahir dari keluarga priayi, MT Haryono dapat mengenyam pendidikan di sekolah dasar Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Europeesche Lagere School (ELS).
Lulus dari ELS, ia lanjut ke Hoogere Burgerschool (HBS) atau sekolah menengah umum zaman Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, MT Haryono menempuh pendidikan kedokteran di Ika Daigaku, Jakarta.
Ika Daigaku adalah sekolah kedokteran yang didirikan oleh pemerintah pendudukan Jepang. Pada masa itu, ia juga menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA).
Baca juga: Kronologi Peristiwa G30S
Pada saat Jepang kalah dan Indonesia menyatakan kemerdekaannya, MT Haryono belum lulus dari Ika Daigaku.
Ia meninggalkan cita-cita menjadi dokter, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan bersama para pemuda.
Keputusan itu membawanya masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).