优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Tren Menutup Mulut Saat Tidur: Manfaat atau Berisiko?

优游国际.com - 27/03/2025, 18:35 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Menutup mulut dengan selotip medis saat tidur, atau yang dikenal sebagai mouth taping, menjadi tren populer di media sosial akhir-akhir ini. Metode ini bertujuan mencegah bernapas melalui mulut dan mendorong pernapasan melalui hidung.

Salah satu pendorong tren ini adalah Olivia Tennison, seorang kreator konten yang membagikan pengalamannya di media sosial. Pada Maret lalu, Tennison mengunggah video tentang kebiasaan tidur barunya menggunakan mouth tape yang hingga awal September telah ditonton lebih dari 8 juta kali.

“Saya dulu tidur dengan mulut terbuka lebar dan itu membuat saya merasa tidak nyaman. Setelah mencoba mouth tape satu malam, saya tahu ini akan menjadi bagian rutin tidur saya,” ujar Tennison. “Metode ini tidak hanya mencegah mulut kering, tetapi juga membantu saya tidur lebih nyenyak sepanjang malam.”

Sebuah survei tahun 2023 terhadap 2.005 orang dewasa yang mencoba berbagai tren tidur menunjukkan bahwa lebih dari 1 dari 10 orang telah mencoba metode ini. Banyak orang mencoba mouth taping untuk mengurangi dengkuran, mencegah pernapasan melalui mulut, bahkan ada yang percaya metode ini dapat mengubah bentuk wajah. Beberapa video viral di media sosial mengklaim bahwa menutup mulut saat tidur dapat memperbaiki garis rahang dan mengurangi dagu ganda.

Namun, meskipun tren ini populer, bukti medis untuk mendukung klaim ini masih sangat terbatas.

Baca juga:

Bahaya di Balik Mouth Taping

Menurut Dr. Indira Gurubhagavatula, profesor kedokteran di Perelman School of Medicine, Universitas Pennsylvania, dan juru bicara American Academy of Sleep Medicine, mouth taping dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

“Terutama bagi mereka yang memiliki masalah paru-paru atau mengalami sleep apnea, penggunaan mouth tape bisa membahayakan,” jelas Gurubhagavatula.

Apa Itu Sleep Apnea?

Obstructive sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan sebagian atau seluruh saluran napas tertutup selama tidur. Kondisi ini memengaruhi sekitar satu miliar orang berusia 30 hingga 69 tahun di seluruh dunia.

Sebuah studi kecil pada tahun 2022 melibatkan 20 pasien dengan sleep apnea ringan yang tidur menggunakan mouth tape. Hasilnya, 13 dari mereka melaporkan berkurangnya dengkuran. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan apakah metode ini efektif mengobati sleep apnea atau mengurangi dengkuran.

Menurut Sleep Foundation, penggunaan mouth tape juga dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan tidur, kesulitan bernapas melalui hidung, iritasi bibir, hingga rasa sakit saat melepas selotip.

Baca juga: Mengapa Bernapas Melalui Hidung Lebih Sehat daripada Melalui Mulut?

Manfaat Bernapas Melalui Hidung

Meski mouth taping memiliki potensi risiko, bernapas melalui hidung memang memberikan banyak manfaat. Bernapas melalui hidung membantu menyaring udara, mengatur suhu, dan mencegah perubahan struktur wajah.

Benarkah Mouth Taping Mengubah Bentuk Wajah?

Beberapa orang percaya bahwa menutup mulut saat tidur dapat mengubah bentuk wajah atau memperbaiki garis rahang. Namun, menurut Dr. Salma Batool-Anwar, direktur Program Sleep Medicine Fellowship di Massachusetts General Brigham, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini pada orang dewasa.

Namun, sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa anak-anak yang bernapas melalui hidung cenderung memiliki posisi langit-langit dan lidah yang benar. Sementara itu, anak-anak yang sering bernapas melalui mulut berisiko mengalami perubahan pada otot wajah, bibir, lidah, dan tulang rahang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau