KOMPAS.com - Pemerintah Kota Cimahi resmi menetapkan status darurat sampah selama sepekan, terhitung dari 21 hingga 27 April 2025.
Status ini diberlakukan menyusul terjadinya penumpukan sampah yang signifikan di berbagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sejak hari raya Idul Fitri.
Masalah ini memicu kekhawatiran masyarakat akibat bau menyengat dan potensi gangguan kesehatan di sekitar lingkungan permukiman.
Baca juga:
Menurut Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, akar permasalahan terletak pada terbatasnya kuota pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Setiap harinya, Cimahi hanya mendapatkan jatah 17 ritase (perjalanan truk pengangkut sampah) ke TPA tersebut, yang jauh dari cukup untuk mengatasi lonjakan volume sampah pascalibur Lebaran.
"Hari ini saya nyatakan Cimahi statusnya darurat sampah, karena semenjak Lebaran kemarin sampah numpuk di mana-mana. Kita putuskan hari ini TPS dibersihkan dulu," kata Ngatiyana dalam keterangannya di Cimahi, Senin (21/4/2025).
Dalam masa darurat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi menghentikan sementara layanan pengangkutan sampah dari rumah tangga dan permukiman.
Seluruh armada truk dan petugas kebersihan difokuskan untuk mengangkut sampah yang menumpuk di TPS.
"Secara serentak, hari ini armada sampah dikerahkan untuk membuang sampah ke TPA Sarimukti. Untuk di TPS Cibeber ini, sampah yang dihasilkan mencapai 16 truk, semua harus selesai dibuang hari ini juga," ujar Ngatiyana.
Baca juga: Indonesia Darurat Sampah, Prabowo Perintahkan AHY Bentuk Satgas
Kepala DLH Cimahi, Chanifah Listyarini, menambahkan bahwa penumpukan sampah terjadi di 14 TPS dengan total mencapai 500 ton.
"Kami mendeteksi tumpukan sampah di 14 TPS itu mencapai 500 ton sejak Idul Fitri. Jadi butuh seminggu ini untuk membersihkan TPS," jelasnya.
Setelah semua TPS dibersihkan, Pemkot Cimahi berencana melanjutkan pengelolaan sampah secara lebih terstruktur.
Salah satu solusi yang diupayakan adalah penyediaan insinerator untuk memusnahkan residu sampah yang tidak bisa diolah kembali.
"Jadi nanti sampah itu bisa diolah juga menjadi paving blok, sehingga setelah diolah, sisa residu dapat dimanfaatkan. Kemudian kita minta masyarakat untuk memilah sampah sesuai jadwal yang sudah diatur," sebut Ngatiyana.
Baca juga:
Wali kota juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah.
Program edukasi dan jadwal pemilahan sampah diharapkan dapat mengurangi beban TPS serta mengoptimalkan proses daur ulang.
Dengan langkah-langkah darurat dan upaya jangka panjang ini, Pemerintah Kota Cimahi berharap dapat mengembalikan kebersihan kota dan mencegah terulangnya krisis serupa di masa mendatang.
Sebagian artikel ini telah tayang di 优游国际.com dengan judul "".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.