KOMPAS.com - Seorang peserta pressure test MasterChef Indonesia 12 bernama Zahra membuat bubur suro pada Minggu (20/4/2025).
Bubur suro bukan makanan biasa. Ini adalah salah satu kuliner tradisional yang sarat akan makna spiritual dan budaya.
Sajian ini biasa dihidangkan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati malam 1 Muharram atau yang dikenal dengan Malam 1 Suro dalam kalender Jawa.
Baca juga: Bubur Jadi Tantangan Pressure Test di MasterChef Indonesia 12, Ini Resep Bubur Ayam Jakarta
Selain itu, ada pula tradisi menyantap bubur suro pada malam menjelang 10 Suro, bertepatan dengan 10 Muharram dalam kalender Hijriyah.
Meski tampak sederhana, bubur suro memiliki nilai historis dan simbolis yang dalam, serta menjadi bagian dari tradisi turun-temurun yang masih lestari hingga kini.
Menurut laman resmi indonesia.go.id, tradisi membuat bubur suro sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung, salah satu raja besar dari Mataram Islam.
Arie Novan, seorang pemerhati budaya Jawa, menyebutkan bahwa bubur suro merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Jawa atas berkah dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Selain itu, terdapat pula versi lain yang menyebutkan bahwa tradisi bubur suro berasal dari kisah Nabi Nuh.
View this post on Instagram
Dikutip dari kitab-kitab kuno seperti Nihayatuz Zain (Syekh Nawawi Banten), Nuzhalul Majelis (Syekh Abdul Rahman Al-Usfuri), dan Jam'ul Fawaid (Syekh Daud Fatani), bubur suro dipercaya sebagai bentuk peringatan atas keselamatan Nabi Nuh dan para pengikutnya setelah melewati banjir besar selama 40 hari.
Dari sini, tradisi membuat dan membagikan bubur suro di tengah masyarakat memiliki dasar spiritual dan tidak dilakukan secara sembarangan.
Dalam budaya Jawa, bubur suro dikenal sebagai ubarampe, yaitu sarana atau alat untuk menyambut datangnya bulan yang dianggap sakral, yakni bulan Suro.
Bubur ini bukanlah sesajen, melainkan simbol rasa syukur dan doa untuk keselamatan, keberkahan, serta kelancaran hidup.
Baca juga: Resep Bubur Kampiun, Dessert Tradisional Khas Minang
Salah satu simbolisme yang paling menonjol adalah penggunaan tujuh jenis kacang dalam penyajian bubur suro, seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang mede, dan lainnya.
Angka tujuh ini melambangkan tujuh hari dalam seminggu, sebagai harapan agar setiap hari dalam minggu penuh berkah dan kebaikan.
Meskipun memiliki makna mendalam, bahan-bahan untuk membuat bubur suro cukup sederhana dan mudah ditemukan. Berikut resep lengkapnya:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.