优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Penjelasan Psikologis Mengapa Korban Pelecehan Seksual Terkadang Tidak Berontak

优游国际.com - 16/04/2025, 11:45 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang dokter kandungan di Garut diduga menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap pasiennya.

Peristiwa tersebut terkuak setelah sebuah rekaman CCTV beredar di media sosial dan  memperlihatkan dokter berinisial MSF yang tengah melakukan USG, meraba bagian tubuh pasien yang tidak semestinya.

Kini, pelaku telah diamankan Polres Garut untuk didalami motifnya.

Saat kasus ini terkuak, beberapa warganet mempertanyakan mengapa korban tidak melakukan perlawanan seperti yang tampak dalam rekaman CCTV tersebut. 

"Mbak yang diperiksa napa diem aja, nggak ushaa nepis gitu?" cuit akun syamfa*** di media sosial X.

Namun sebagian warganet menilai bahwa pasien sudah mencoba menahan tangan dokter yang menyentuh bagian sensitif pasien.

"Itu liat gak tangan pasiennya nahan tangan dokternya? Lagian kadang pasien gak ngerti tindakan yang perlu diambil dokternya. Jadi dalam mode pasrah," balas @tasyaju***.

Baca juga: Kata Unpad soal Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien di Garut adalah Alumni FK

Pasien dalam posisi inferior

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri menjelaskan, korban pelecehan seksual seringkali tidak menunjukkan perlawanan atau berontak karena adanya respons psikologis yang kompleks.

"Dalam konteks pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter kandungan di Garut, pasien berada pada posisi inferior, underdog, submisif, dan dikendalikan," ujarnya kepada 优游国际.com, Rabu, (16/4/2025).

Posisi inferior korban merujuk pada kerentanan korban yang mudah dieksploitasi oleh pelaku. Sebagaimana dalam kasus ini, seorang dokter mempunyai kendali kekuasaan atas pasien.

"Sementara posisi dokter superior, topdog, dominan, mengendalikan, dan semacamnya," imbuhnya.

Baca juga: Kenapa Dokter, Dosen, dan Polisi Justru Jadi Pelaku Kekerasan Seksual?

Korban pelecehan bisa tiba-tiba membatu

Terpisah, psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal mengatakan, seseorang dapat membatu (freeze) karena mengalami pelecehan seksual.

Reaksi ini merupakan respons alami karena merasa terancam, ketakutan, ataupun kebingungan.

“Kondisi freeze terjadi karena bagian otak yang merespons rasa takut jadi sangat aktif karena ketakutan yang luar biasa," ujarnya kepada 优游国际.com, Rabu (16/4/2025).

Itulah mengapa, menurut Danti, korban pelecehan seksual bisa terlihat diam saja dan membuat orang salah mengira menganggapnya "mau" atau "bersedia". 

"Padahal, sama sekali tidak," tegasnya.

Menurut Danti, durasi seseorang yang mengalami freeze bervariasi. Beberapa orang ada yang mengalami freeze dalam waktu lama.

Ada pula yang begitu melihat kesempatan untuk kabur, ia akan langsung kabur (freeze hanya berlangsung cepat).

"Mereka yang memiliki sikap freeze dalam waktu lama inilah yang sering dimanfaatkan. Meski tubuhnya kaku dan suara tak mampu keluar, umumnya air mata tetap bisa menetes," tandasnya.

Baca juga: Korban Priguna Anugerah Pratama Bertambah, Ini Alasan Umum Korban Kekerasa Seksual Tak Langsung Melapor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus

Mengenal Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus

Tren
Profil Singkat 9 Kardinal Calon Pengganti Paus Fransiskus

Profil Singkat 9 Kardinal Calon Pengganti Paus Fransiskus

Tren
Jadwal Pemakaman Paus Fransiskus yang Digelar Sabtu, 26 April 2025

Jadwal Pemakaman Paus Fransiskus yang Digelar Sabtu, 26 April 2025

Tren
Gejala Awal dari Efek Samping Konsumsi Obat Pereda Nyeri Jangka Panjang, Apa Saja?

Gejala Awal dari Efek Samping Konsumsi Obat Pereda Nyeri Jangka Panjang, Apa Saja?

Tren
Ramai Narasi Etika Kerja Orang China Lebih Baik dari Indonesia, Apa Kata Pakar?

Ramai Narasi Etika Kerja Orang China Lebih Baik dari Indonesia, Apa Kata Pakar?

Tren
Kronologi Pendaki Hilang di Gunung Merbabu, Ponsel Sempat Terdeteksi

Kronologi Pendaki Hilang di Gunung Merbabu, Ponsel Sempat Terdeteksi

Tren
China Bongkar Biaya Produksi Barang Mewah, Rhenald Kasali: Peluru Nyasar

China Bongkar Biaya Produksi Barang Mewah, Rhenald Kasali: Peluru Nyasar

Tren
5 Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia, Apa Saja?

5 Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia, Apa Saja?

Tren
Respons 22 Pemimpin Negara terhadap Kematian Paus Fransiskus

Respons 22 Pemimpin Negara terhadap Kematian Paus Fransiskus

Tren
Bilang 'Tolong' dan 'Terima Kasih' ke ChatGPT Bikin OpenAI Rugi Jutaan Dollar, Kok Bisa?

Bilang "Tolong" dan "Terima Kasih" ke ChatGPT Bikin OpenAI Rugi Jutaan Dollar, Kok Bisa?

Tren
KAI Gelar Diskon Tarif Kereta Api 20 Persen untuk Keberangkatan dan Tujuan Stasiun Ini

KAI Gelar Diskon Tarif Kereta Api 20 Persen untuk Keberangkatan dan Tujuan Stasiun Ini

Tren
Tak Ikuti Tradisi, Ini Alasan Paus Fransiskus Tidak Ingin Dikuburkan di Basilika Santo Petrus

Tak Ikuti Tradisi, Ini Alasan Paus Fransiskus Tidak Ingin Dikuburkan di Basilika Santo Petrus

Tren
Saat Warga AS Bandingkan Sosok Trump dengan Paus Fransiskus...

Saat Warga AS Bandingkan Sosok Trump dengan Paus Fransiskus...

Tren
Kata Media Asing soal LG Batal Investasi di Indonesia, Singgung Kondisi Pasar

Kata Media Asing soal LG Batal Investasi di Indonesia, Singgung Kondisi Pasar

Tren
Sejarah Peringatan Hari Bumi yang Jatuh Setiap 22 April

Sejarah Peringatan Hari Bumi yang Jatuh Setiap 22 April

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau