ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Sedih karena Mendengar Lagu? Ini Penyebabnya

ÓÅÓιú¼Ê.com - 29/11/2024, 13:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

Lagu-lagu Bernadya, terutama 'Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan' yang bertemakan motivasi dan rasa bersyukur, sangat cocok untuk menemani kita dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Liriknya yang sederhana, tapi penuh makna, serta melodinya yang mudah diingat, membuat lagu ini sangat ramah masuk telinga. Ketika mendengarkannya, sebagian dari pendengar lalu menghubungkan lirik lagu tersebut dengan pengalaman pribadi.

Darimana asal emosi kita saat mendengarkan lagu? Nah, emosi sedih itu dapat muncul karena adanya mood congruent memory.

Orang cenderung mengingat ingatan yang selaras dengan kondisi emosi mereka saat ini yang dibantu dengan suasana hati.

Suasana hati biasanya muncul sebagai kombinasi dari pengalaman yang mendorong keadaan perasaan yang berlangsung selama beberapa menit, jam, atau bahkan berhari-hari dan tidak spesifik pada satu peristiwa tertentu.

Nah, otak kita tahu untuk memprioritaskan memori penting dengan sebuah emosi sehingga kita dapat mengingatnya dengan lebih mudah di kemudian hari.

Semakin kuat emosinya, semakin kuat pula ingatannya. Itulah mengapa beberapa kenangan dapat benar-benar terasa nyata seolah-olah baru saja terjadi kemarin.

Faktor inilah yang dapat membuat kita menangis ketika mendengarkan musik yang memiliki arti sedih dan membuat suasana hati menjadi sedih dan merasa berbunga-bunga ketika mendengarkan musik saat sedang jatuh cinta.

Untungnya, neuroscience masih bekerja!

Sebenarnya emosi itu juga bisa dijelaskan juga dari pandangan neuroscience. Teori ini muncul karena bagian kecil dari otak kita di bagian tengah bernama amygdala, yang terhubung erat dengan bagian otak hippocampus yang menyimpan memori.

Ketika mendengarkan lagu yang pernah kita dengar sebelumnya dan dikaitkan dengan suatu peristiwa emosional, amygdala akan mengaktifkan kembali memori tersebut.

Misalnya, mendengarkan lagu yang sering kita dengar saat sedih melihat dia bersama yang lain, atau lagu yang diputar abang odong-odong saat kita menangis ditinggal mama ke pasar, amygdala akan memicu kembali perasaan sedih yang pernah kita rasakan saat itu.

Amygdala juga berperan dalam menilai emosional dari suatu rangsangan. Ketika kita mendengarkan lagu dengan lirik yang menyentuh hati atau melodi melankolis, amygdala akan menilai bahwa stimulus tersebut memiliki nilai emosional negatif dan memicu respons emosional yang sesuai.

Amygdala juga berperan dalam mengatur intensitas dan durasi dari suatu emosi. Misalnya, ketika kita merasa sangat sedih setelah mendengarkan lagu yang menyayat hati, amygdala akan berusaha untuk mengurangi intensitas perasaan sedih tersebut seiring berjalannya waktu (Simic, 2021).

Jadi, jangan kebanyakan dengar lagu sedih, ya teman-teman, nanti kita malah jadi kebal sama lagu sedihnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau