Pada tahun 2016, Latiao sempat muncul di program dokumenter BBC tentang perayaan Tahun Baru Imlek di China.
Kepopuleran Latiao terus berkembang di kalangan anak muda, khususnya pelajar di China.
Dilansir dari Vice, pada tahun 2016 saja, penjualan Latiao mencapai 8,8 miliar Dollar AS.
Dengan pengaruh sosial media, kepopuleran Latiao makin merambah ke seluruh dunia.
Dirangkum dari The World of Chinese, di tahun 2023 saja, sebanyak 100.000 ton Latiao dikonsumsi.
Nilai produksi total mencapai 60 miliar Yuan atau sekitar 135 triliun Rupiah dalam Kurs hari ini.
Latiao makin populer di China setelah pejabat pemerintah dan badan kesehatan menyuarakan masalah kesehatan besar akibat konsumsinya pada 2018.
Baca juga: 10 Obat Herbal yang Bisa Merusak Ginjal dan Jantung Menurut BPOM
Saat itu, pihak berwenang di China menemukan bahwa Latiao mengandung zat aditif yang dapat membahayakan kesehatan.
Bukan hanya itu, mereka juga menemukan bahwa pabrik Latiao yang beroperasi memiliki kondisi sanitasi yang buruk.
Sekitar Mei 2018, Otoritas Keamanan Pangan Provinsi Shanxi, China mengatakan bahwa Wei Long, merek Latiao paling populer, tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Dalam camilan tersebut ditemukan kandungan asam sorbat dan asam dehidroasetat.
Sejak penemuan itu, pada September 2018, beberapa Provinsi di China sempat menghentikan penjualan Latiao.
Namun, pada 2019, Wei Long merilis pernyataan bahwa produknya legal dan mematuhi standar keamanan pangan.
Di Indonesia sendiri, Latiao juga menjadi populer berkat media sosial.
Namun, awal November 2024, BPOM melarang peredaran Latiao di seluruh Indonesia akibat adanya Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) akibat jajanan tersebut di enam wilayah Indonesia.
Keenam wilayah yang melaporkan adanya kasus keracunan Latiao adalah Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan.
Baca juga: Penjelasan BPOM soal Roti Aoka Bisa Tahan Sampai 3 Bulan Meski Negatif Natrium Dehidroasetat
Hasil investigasi BPOM menemukan bahwa beberapa produk Latiao terkontaminasi bakteri Bacillus cereus, yang menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sakit perut.
BPOM menguji 73 produk yang beredar dan menemukan empat produk yang positif mengandung bakteri tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.