KOMPAS.com - Beberapa orang menganggap nyamuk sebagai hama yang harus dibasmi, tapi di Afrika, nyamuk justru dijadikan bahan utama membuat daging burger.
Dilansir dari Ensiklopedia Entimologi (2018), makanan ekstrem tersebut dikenal dengan nama kue kunga atau nkhungu.
Kue kunga ini merupakan makanan tradisional masyarakat Afrika yang tinggal di sepanjang tepi Danau Victoria.
Keberadaan kue kunga pertama kali diketahui oleh penjelajah sekaligus misionaris asal Inggris bernama David Livingstone pada 1865.
Bagaimana sejarah kue kunga?
Baca juga: Apa yang Diketahui soal Wabah Mpox yang Sedang Menyerang Afrika?
Dikutip dari dokumenter yang ditayangkan ulang di Youtube NurJahan English (5/5/2019), setiap tahun, selama musim hujan, triliunan lalat kecil mirip nyamuk muncul di Danau Victoria. Mereka terbang dengan berkerumun membentuk kawanan.
Menurut catatan Livingstone, lalat kecil memiliki nama latin Chaoborus edulis. Mereka terbang membentang lebih dari 10 hingga 32 mil di atas sungai. Penduduk setempat menyebut kawanan lalat itu dengan "E sami".
Warga lokal meyakini bahwa lalat kecil ini adalah sumber protein yang baik. Selain itu, dengan menangkapnya, setidaknya dapat mengurangi jumlah hama di area tersebut.
Kawanan lalat yang berkerumun sangat banyak, sehingga membuatnya mudah untuk ditangkap, bahkan hanya dengan alat sederhana, seperti panci dan wajan penggorengan.
Dari masa ke masa, masyarakat tepi danau ikut serta berburu serangga kecil ini. Mereka mengumpulkan dan menumpuk hama itu menjadi satu.
Setelah dirasa sudah cukup banyak, proses selanjutnya adalah menumbuknya hingga halus lalu dibentuk bulatan pipih seperti daging burger. Diperkirakan, satu daging mengandung sekitar 500.000 lalat kecil yang mirip nyamuk.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Mirip Ebola di Monyet Afrika, Dapat Memicu Pandemi Berikutnya
Dalam catatannya, David Livingstone mengungkapkan, kue kunga sama sekali tidak mirip dengan kaviar.
Ahli entomologi Arnold van Hui yang merupakan penyelenggara pertama konferensi tentang serangga di dunia juga pernah membagikan pengalamannya mencicipi kue kunga.
Dia mengatakan, kue kunga memiliki cita rasa yang kurang enak dibandingkan dengan makanan olahan serangga lainnya, seperti jangkrik atau belalang.
"Ada lalat dari danau Afrika Timur yang muncul pada waktu-waktu tertentu. Orang-orang membuatnya menjadi semacam kue, kue kunga. Saya pernah mencicipinya dan sama sekali tidak suka. Jangkrik atau belalang bisa dibuat lebih lezat," ujar van Hui, dilansir dari Nature (9/5/2014).
Baca juga: