\
KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa potensi hujan es masih dapat terjadi hingga Maret-April 2022.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan bahwa hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal.
Fenomena hujan es ditandai dengan adanya jatuhan butiran es dari awan serta dapat terjadi dalam durasi beberapa menit.
"Potensinya masih ada sampai dengan bulan April 2022," ujar Guswanto, saat dihubungi 优游国际.com, Kamis (24/2/2022) pagi.
Baca juga: Hati-hati, Ini Wilayah yang Berpotensi Terkena Cuaca Ekstrem Menurut BMKG
Selain fenomena hujan es, potensi cuaca ekstrem hingga April 2022 juga dapat berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, dan angin kencang.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan.
"Berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain-lain," imbuh dia.
POTENSI KEJADIAN HUJAN ES MASIH DAPAT TERJADI HINGGA MARET-APRIL MENDATANG, MASYARAKAT HARAP WASPADA
— BMKG (@infoBMKG)
Baca juga: Beredar Pesan Berantai Aphelion Sebabkan Cuaca Dingin hingga Agustus, Ini Kata BMKG
Guswanto menjelaskan, fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.
Hujan es, lanjutnya, dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi.
Hal itu menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara yang signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.
"Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es," kata Guswanto.
Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara.
Bahkan, ketika sampai jatuh ke permukaan Bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.
Baca juga: Mengapa Cuaca Terasa Panas Saat Musim Hujan? Berikut Penjelasan BMKG
Beberapa waktu lalu, kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi di sejumlah wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan beberapa wilayah lainnya.
Kejadian tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Guswanto memaparkan, hujan es berpotensi terjadi di wilayah-wilayah yang memiliki pertumbuhan awan konvektif dengan jenis awan CB (Cumulonimbus), dengan ketinggian freezing level sekitar 4500-5000 meter.
"Dan berdasarkan statistik terjadinya hujan es di beberapa wilayah, suhu puncak awannya sekitar (minus) -60 derajat celsius atau lebih dingin lagi, dan kecepatan downdraft berkisar lebih besar 45 kilometer per jam," tandas dia.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam melalui sejumlah saluran.
Baca juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi, Berikut Prediksi BMKG soal Puncak Musim Penghujan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.