KOMPAS.com - Masjid merupakan rumah ibadah bagi umat Islam, yang mulai didirikan seiring dengan masuknya Islam dan terbentuknya komunitas Muslim di Indonesia.
Beberapa bangunan masjid dari masa kerajaan Islam masih bisa ditemukan di Indonesia.
Ciri-ciri bangunan masjid kuno tersebut berbeda dari masjid yang dibangun pada saat ini.
Berikut ini ciri-ciri masjid pada masa awal kehadiran Islam di Indonesia.
Baca juga: 10 Masjid Peninggalan Kerajaan Islam
Ciri paling menonjol dari masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam adalah memiliki menara untuk mengumandangkan azan.
Selain itu, berikut ini ciri-ciri masjid kuno di Indonesia.
Masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya dilengkapi menara yang didirikan di sisi kiri atau kanan bangunan utama.
Selain sebagai bangunan tambahan untuk memberi keindahan, menara tersebut difungsikan sebagai tempat melakukan azan.
Ciri atap masjid pada zaman dulu selalu bersusun (tumpang). Semakin ke atas ukurannya semakin kecil dan bagian paling atas biasanya berbentuk limas.
Jumlah susunan atapnya biasanya ganjil, ada yang tiga atau lima susun, seperti pada Masjid Agung Banten.
Baca juga: Masjid Samarra, Rumah Ibadah Muslim dengan Menara Spiral
Masjid peninggalan kerajaan Islam biasanya didirikan di tengah-tengah kota yang menjadi pusat pemerintahan.
Di Jawa, dapat ditemukan di Demak, Cirebon, Banten, Yogyakarta, dan Surakarta.
Bangunan masjid, yang berfungsi sebagai pusat keagamaan, berada di sebelah barat alun-alun, yang terletak di sebelah utara atau selatan istana.
Alun-alun merupakan tempat bertemunya raja dengan rakyat, sedangkan masjid adalah tempat bersatunya raja dengan rakyat sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Denah dasar bangunan masjid peninggalan kerajaan Islam berbentuk bujur sangkar.