优游国际

KOMPAS.com - Pertempuran Covadonga adalah peperangan antara pasukan Kristen dari Kerajaan Asturias melawan pasukan Islam dari Bani Umayyah.

Pertempuran ini terjadi pada tahun 720 di dekat Covadonga, Spanyol bagian utara.

Pertempuran Covadonga dimenangkan oleh pasukan Asturias yang dipimpin oleh raja mereka, Pelayo.

Kemenangan Pelayo di Covadonga disebut-sebut sebagai awal peristiwa Reconquista atau penaklukan kembali Spanyol dari tangan Islam.

Berikut ini sejarah Pertempuran Covadonga.

Baca juga: Reconquista, Akhir Kekuasaan Islam di Spanyol

Latar Belakang Pertempuran Covadonga

Pada tahun 711, pasukan Islam dari Daulah Umayyah, khususnya bangsa Moor, menaklukkan Al-Andalus (bagian Semenanjung Iberia yang meliputi Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar, dan sekitarnya).

Sejak peristiwa itu, ketegangan sering terjadi karena sebagian umat Kristen tidak menyukai keberadaan bangsa Moor di sana.

Pada 718, Don Pelayo terpilih menjadi raja Asturias. Pelayo segera memanfaatkan situasi untuk merebut kembali Al-Andalus dari bangsa Moor.

Pelayo memicu serangkaian pemberontakan terhadap kedudukan bangsa Moor, yang pada akhirnya memuncak menjadi Pertempuran Covadonga pada tahun 720.

Baca juga: Pertempuran Guadalete, Kemenangan Besar Thariq bin Ziyad

Sejarah Pertempuran Covadonga

Melansir Britannica, pada tahun 720, sebanyak 20.000 pasukan bangsa Moor dikirim ke Kerajaan Asturias.

Pada awalnya, Pelayo cukup kewalahan menghadapi pasukan Islam. Ia pun terpaksa mundur hingga ke wilayah pegunungan.

Pelayo akhirnya membangun pertahanan di area ngarai yang sangat curam dan sulit dilewati, bersama pasukannya yang jumlahnya kurang dari 500 orang.

Pasukan Pelayo memang sedikit. Namun, kecerdikannya dalam memilih lokasi benteng pertahanan membuat pasukan Islam di bawah pimpinan Al-Qama tidak bisa melemparkan serangan besar-besaran.

Setibanya di dekat lokasi, Al-Qama mengirim surat yang berisi syarat penyerahan diri Pelayo, tetapi tidak digubris.

Al-Qama kemudian mengirim pasukan elite-nya ke ngarai, yang langsung dihujani anak panah oleh pasukan Asturias.

Baca juga: Thariq bin Ziyad, Panglima Perang Penakluk Semenanjung Iberia