KOMPAS.com - Asrul Sani adalah sastrawan Angkatan 45 yang menjadi salah satu pencetus Gelanggang Seniman Merdeka.
Selain menjadi tokoh penting perkumpulan seniman tersebut, Asrul Sani merupakan konseptor Surat Kepercayaan Gelanggang.
Surat Kepercayaan Gelanggang adalah suatu pernyataan sikap dari Angkatan 45 untuk keluar dari pengaruh angkatan sebelumnya dan penguasa, atau dapat dikatakan sebagai landasan ideal Angkatan 45.
Asrul Sani merupakan sastrawan serba bisa yang berkarya lewat puisi, cerpen, esai, menjadi penulis skenario sekaligus sutradara.
Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia dianggap sebagai trio pembaru puisi Indonesia. Berikut biografi singkat Asrul Sani.
Baca juga: Perjuangan Chairil Anwar
Asrul Sani lahir di Rao, Pasaman, Sumatera Barat, pada 10 Juni 1926. Ia adalah putra Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Rao Mapat, seorang kepala adat Minangkabau.
Sejak kecil, Asrul Sani diperkenalkan dengan sastra oleh orang tuanya, baik melalui cerita yang dibacakan sang ibu ataupun pendongeng yang didatangkan ayahnya.
Dari situlah, pengetahuannya tentang beragam cerita berasal, yang kemudian juga merambah dunia puisi.
Pendidikan formal Asrul Sani dimulai di Hollands Inlandsche School (HIS) Bukittinggi, Sumatera Barat, yang sangat jauh dari kampung halamannya.
Di Bukittinggi, ia tinggal di asrama bersama kakaknya yang bernama Chairul Basri. Setelah lulus, Asrul Sani lanjut ke Jakarta, di sekolah teknik Koningin Wilhelmina School (KWS), dengan masa belajar lima tahun.
Namun, ia gagal menyelesaikan sekolah ini karena tidak berbakat di bidang teknik dan pindah ke SMP Taman Siswa di Jakarta pada 1942.
Baca juga: Djoko Pekik, Seniman di Balik Lukisan Berburu Celeng
Di SMP Taman Siswa, Asrul Sani berkenalan dengan Pramoedya Ananta Toer, dan bersamanya menjadi anggota Penggemar Sastra.
Setelah lulus, Asrul Sani masuk ke Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor, lalu melanjutkan ke Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (sekarang Institut Pertanian Bogor atau IPB) hingga meraih gelar sarjana pada 1955.
Meski bergelar sarjana kedokteran hewan, nama Asrul Sani justru besar di bidang sastra dan seni.
Ketika SMP, tepatnya pada 1943, puisinya yang berjudul "Kekasih Pradjurit" dimuat dalam surat kabar Pemandangan.