Seperti contoh, walaupun zaman sudah maju, namun masih banyak orang tua terutama di wilayah pedesaan yang beranggapan jika perempuan tak perlu kuliah tinggi.
Tak hanya itu, mengutip laman , kekerasan berbasis gender di tahun 2025 juga meningkat 14,17 persen atau menjadi 330.097 kasus jika dibandingkan tahun 2024 lalu.
Tentu perjuangan pemenuhan hak-hak perempuan belum berhenti. Baik pemerintah maupun sejumlah komunitas sudah banyak yang membantu untuk menyuarakan ketidakadilan.
Selain hak untuk bersuara, perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan tinggi dan mengisi posisi-posisi penting di perusahaan maupun pemerintahan.
Baca juga: Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan
Dikutip dari Buku Kartini: Cahaya di Ujung Gelap (2025) karya Miftachun Nur, pada sebuah surat yang dikirimkan RA Kartini kepada Rosa Abendanon, 25 Mei 1903 lalu ia juga mengutarakan mimpinya tentang perempuan, pendidikan, dan kesetaraan.
“Saya ingin perempuan tidak hanya diingat karena kecantikannya, tetapi juga karena pemikirannya. Pendidikan adalah kunci membebaskan mereka dari keterbelakangan, dan saya ingin membuka pintu itu bagi sesama perempuan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.