KOMPAS.com - Apakah kamu tahu siapa yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat? Orang yang mengumpulkan zakat disebut amil zakat. Namun, apa yang dimaksud dengan amil zakat sebenarnya, dan apa saja syarat serta tugas yang harus dijalankannya?
Amil zakat adalah orang yang mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat sesuai syariat, dengan tugas utama penarikan, pemeliharaan, dan pendistribusian zakat, serta berhak menerima bagian dari dana zakat yang mereka kelola.
Yuk, simak penjelasan lengkap tentang amil zakat di bawah ini!
Baca juga: Hikmah dan Tujuan Zakat, Termasuk Sebagai Sarana Pembersih Harta
Menurut Oni Sahroni dalam Fikih Zakat Kontemporer (2018), amil zakat adalah setiap orang atau pihak yang memiliki tugas untuk mengumpulkan, mendayagunakan, dan mendistribusikan zakat.
Dalam pandangan para ulama, amil zakat tidak hanya mengelola zakat tetapi juga bertanggung jawab dalam sosialisasi kepada masyarakat, memungut zakat dari para muzaki (orang yang wajib zakat), dan memastikan zakat sampai ke tangan mustahik (penerima zakat).
Secara teknis, amil zakat memiliki peran penting dalam keberhasilan distribusi zakat yang tepat sasaran.
Baca juga: Berapa Besaran Zakat Fitrah 2025 per Orang?
Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat, tugas utama amil zakat terdiri dari tiga hal penting: penarikan zakat, pemeliharaan zakat, dan pendistribusian zakat.
Berikut penjelasan detail mengenai tugas-tugas tersebut:
Tidak semua orang bisa menjadi amil zakat. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar seseorang bisa mengemban tugas mulia ini.
Dalam Fatwa yang sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkapkan syarat untuk menjadi amil zakat adalah:
Baca juga: Apa Bedanya Zakat Fitrah dan Zakat Mal? Ini Jawabannya
Menurut M.Syaikhul Arif dalam Amil Zakat dalam Kinerjanya dalam Perspektif Islam (2021), amil zakat berhak menerima bagian dari dana zakat yang mereka kumpulkan.
Ini dijelaskan dalam hadis yang menyebutkan bahwa amil zakat, meskipun mereka seharusnya orang yang kaya, tetap berhak menerima zakat sebagai bagian dari tugas mereka dalam mengelola dan mendistribusikan zakat.
Bahkan, dalam beberapa pendapat, amil zakat dapat menerima upah lebih, sesuai dengan kebutuhannya untuk menjalankan tugas ini dengan baik.
Imam Syafi'i menyatakan bahwa amil zakat berhak menerima bagian dari zakat sesuai dengan kebutuhannya, yang tidak hanya untuk kebutuhan hidup dasar, tetapi juga untuk mendukung kelangsungan tugasnya sebagai pengelola zakat.
Pendapat ini memperlihatkan bahwa zakat dapat digunakan untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan zakat agar lebih efektif.
Baca juga: Amil Zakat: Syarat dan Tugasnya
Sehingga, orang yang mengumpulkan zakat disebut amil zakat. Seperti yang sudah disebutkan, orang yang mengumpulkan zakat disebut amil zakat.
Dalam konteks Islam, amil zakat memiliki tanggung jawab yang besar. Mereka amil zakat bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Tugas mereka sangat vital dalam memastikan zakat sampai kepada yang berhak.
Dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menjalankan tugas dengan amanah, amil zakat berhak mendapatkan bagian dari zakat yang mereka kelola.
Selain itu, mereka juga berperan sebagai penghubung antara muzaki dan mustahik, menjadikan zakat sebagai alat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan membantu yang membutuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.