KOMPAS.com - Ketika mempelajari bangun datar, pernahkah kamu mendengar tentang simetri putar?
Simetri putar merupakan salah satu konsep penting dalam geometri yang menunjukkan bagaimana sebuah bangun datar dapat berputar di sekitar titik tertentu dan kembali ke posisi semula setelah diputar kurang dari satu putaran penuh atau 360 derajat.
Simetri putar ini sangat bergantung pada bentuk dan sifat bangun datar itu sendiri. Lalu, bagaimana suatu bangun datar dikatakan tidak mempunyai simetri putar?
Untuk mengetahuinya, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Mengenal dan Menggambar Bangun Datar
Menurut Muchtar A. Karim dan Djamus Widagdo dalam Pendidikan Matematika II (2001), simetri putar adalah suatu gerak putar benda untuk menempati tempatnya yang semula dan bukan identitas bagi benda itu sendiri.
Misalnya, sebuah persegi memiliki simetri putar pada sudut 90 derajat, 180 derajat, 270 derajat, dan 360 derajat.
Artinya, jika persegi diputar pada sudut tersebut, ia akan kembali ke posisi yang sama. Namun, tidak semua bangun datar memiliki simetri putar ini.
Menurut Agus Suharjana dan Pujiati dalam Modul pelatihan SD Kelas Tinggi Kelompok Kompetensi C Profesional Kajian Geometri dan Pengukuran Sekolah Dasar (2016), untuk menentukan apakah suatu bangun datar memiliki simetri putar, kita harus memperhatikan dua aspek penting:
Baca juga: Ciri-Ciri dan Sifat Bangun Datar
Bangun datar yang memiliki simetri putar akan dapat kembali ke posisi semula setelah diputar pada sudut tertentu.
Misalnya, sebuah persegi memiliki 4 simetri putar, yaitu pada sudut 90 derajat, 180 derajat, 270 derajat, dan 360 derajat.
Begitu juga dengan segitiga sama sisi, yang memiliki 3 simetri putar pada sudut 120 derajat, 240 derajat, dan 360 derajat.
Sebaliknya, persegi panjang memiliki 2 simetri putar pada sudut 180 derajat dan 360 derajat, sementara jajargenjang hanya memiliki 2 simetri putar pada sudut 180 derajat dan 360 derajat.
Baca juga: Pembuktian Rumus Jajargenjang dengan Persegi Panjang
Namun, tidak semua bangun datar memiliki simetri putar. Salah satu contohnya adalah trapesium.
Trapesium hanya dapat kembali ke posisi semula setelah diputar satu kali penuh, yaitu 360 derajat.
Ini berarti, trapesium hanya memiliki satu simetri putar. Hal ini disebabkan oleh bentuknya yang tidak dapat berputar pada sudut tertentu dan kembali ke posisi semula sebelum mencapai 360 derajat.