优游国际.com - Menurut zamannya, puisi terdiri dari puisi baru dan puisi lama. Yuk kita bahas lebih lengkap tentang puisi lama.
Melansir Buku Apresiasi Puisi: Teori, Pendekatan, dan Aplikasi (2023) karya Satinem dan Juwanti, puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat erat dengan kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku.
Mulai dari jumlah kata yang terdapat di satu baris, jumlah baris kalimat yang terdapat dalam satu bait, sajak atau rima, jumlah suku kata, dan penggunaan irama.
Baca juga: Macam-Macam Puisi Baru berdasarkan Bentuknya
Dilansir dari Buku Konsep Dasar Kesusastraan: Paling Mutakhir (2018) karya Rian Damariswara, ada tujuh jenis puisi lama yang perlu kamu tahu.
Yaitu mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun. Berikut masing-masing penjelasannya!
Pantun berasal dari Bahasa Minangkabau yaitu patuntun yang artinya penuntun atau maknanya agar dapat memberikan nasihat kepada orang lain.
Berdasarkan isinya, pantun terdiri dari lima jenis, yakni pantun anak, pantun orang muda, pantun jenaka, dan teka-teki.
Ada aturan-aturan dalam pembuatan pantun yang masih bertahan sampai sekarang, yaitu:
Berikut contoh pantun:
Kalau ada jarum patah
Jangan kau masukkan dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan kau masukkan ke dalam hati
Baca juga: Apa Saja Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam Puisi?
Ini juga termasuk jenis pantun pendek yang hanya terdiri daru dua baris saja. Salah satu karmina yang masih ada sampai sekarang terdapat dalam budaya masyarakat Betawi seperti contoh di bawah ini!
Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris, di mana keduanya merupakan isi yang menunjukkan sebab akibat.
Berikut contoh gurindam:
Jika kena penyakit kikir
Sanak saudara akan menyingkir
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripada faedah
Baca juga: 5 Puisi Karya Joko Pinurbo yang Mendalam