优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Prinsip dan Faktor Produksi dalam Ekonomi Islam

优游国际.com - 26/03/2022, 12:00 WIB
Rita Puspaningsih,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan konsumen, guna memenuhi kebutuhannya.

Kegiatan produksi membutuhkan sejumlah faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi.

Produksi menurut Al Quran adalah mengadakan atau mewujudkan suatu barang dan jasa, bertujuan memberi manfaat bagi manusia. Dalam Islam, kerja produktif bukan hanya dianjurkan, tetapi dijadikan kewajiban.

Manfaat produksi dalam ekonomi Islam, yaitu tidak mengandung unsur mudharat (kerugian) bagi orang lain, dan melakukan ekonomi yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

Produksi diharamkan dalam Islam, apabila tidak memenuhi prinsip dalam ekonomi Islam.

Prinsip produksi dalam ekonomi Islam

Dikutip melalui jurnal Analisis Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Terhadap Produsen Genteng di Muktisari, Kebumen, Jawa Tengah) (2019) karya Niken Lestari, dkk, ada empat prinsip produksi dalam ekonomi Islam.

Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga jenis produk yang dihasilkan.

Baca juga: Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam

Dalam ekonomi Islam, produksi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan manfaat, atau menambahkannya dengan mengeksplorasi sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT, sehingga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Muhammad Abdul Mannan mengemukakan bahwa prinsip fundamental yang harus selalu diperhatikan dalam proses produksi adalah kesejahteraan ekonomi.

Kesejahreraan yang dimaksud adalah bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh peningkatan produksi dan pemanfaatan sumber daya manusia atau alam secara maksimal.

Menurut Muhammad al-Mubarrak, produksi dalam Islam memiliki beberapa prinsip, yaitu:

  1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang buruk atau tercela karena bertentangan dengan syariat
  2. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kedzaliman
  3. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang).

Sehingga pada prinsipnya, produksi dalam ekonomi Islam harus memperhatikan kemashlahatan (manfaat), yakni:

  1. Kegiatan produksi harus dilandasi nilai-nilai Islam dan sesuai dengan kemashlahatannya. Tidak memproduksi barang atau jasa yang bertentangan dengan syariat.
  2. Prioritas produksi harus memperhatikan kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat.
  3. Mengelola sumber daya alam secara optimal, artinya tidak boros, berlebihan, atau merusak lingkungan.
  4. Distribusi dengan keuntungan yang adil antara pemilik dan pengelola.

Baca juga: Apa Maksud dari Produksi dan Produsen?

Faktor produksi dalam ekonomi Islam

Dilansir dari buku Ekonomi Islam (2017) karangan Rozalinda, faktor produksi adalah semua benda yang membantu kelancaran proses produksi.

Faktor produksi dibedakan menjadi empat golongan yaitu, tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

Berikut penjelasannya:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau