优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Penyebaran Manusia Denisovan Terungkap dari Rahang Misterius di Taiwan

优游国际.com - 12/04/2025, 07:00 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber ,

KOMPAS.com - Di masa lampau, Homo sapiens bukanlah satu-satunya spesies manusia yang berjalan di muka Bumi. Kita berbagi dunia ini dengan berbagai kerabat jauh, seperti Neanderthal dan Denisovan, yang kisah keberadaannya tertulis dalam susunan genetik kita. Neanderthal telah lama dikenal melalui banyak penemuan fosilnya di Eropa dan Asia Barat. Namun, Denisovan tetap menjadi misteri besar dalam sejarah evolusi manusia — hingga baru-baru ini.

Sebuah fosil rahang bawah yang ditemukan di dasar laut dekat Taiwan, yang dinamakan Penghu 1, telah memberi petunjuk penting tentang keberadaan Denisovan. Temuan ini merupakan salah satu fosil Denisovan paling lengkap yang pernah ditemukan, dan yang pertama kali ditemukan di wilayah Taiwan.

Baca juga: Mengenal Denisovan, Sepupu Misterius Manusia yang Sudah Punah

Misteri Penghu 1: Dari Dasar Laut ke Laboratorium

Fosil Penghu 1 ditemukan secara tak sengaja oleh seorang nelayan di Kanal Penghu, sekitar 25 kilometer dari pesisir barat Taiwan. Selama lebih dari satu dekade, identitas fosil ini menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli paleoantropologi: apakah ia milik Homo erectus, manusia purba lainnya, atau justru Denisovan?

Karena upaya ekstraksi DNA dari fosil tersebut gagal akibat kondisinya yang terendam air laut terlalu lama, para peneliti menggunakan teknik baru bernama paleoproteomik, yaitu analisis terhadap protein kuno yang tersisa di tulang dan enamel gigi. Teknik ini, yang menggunakan spektrometri massa untuk mengidentifikasi susunan asam amino, mampu menggantikan peran DNA dalam mengenali spesies hominin kuno.

Hasil dari penelitian yang dipublikasikan pada 10 April 2025 di jurnal Science menunjukkan bahwa Penghu 1 adalah seorang pria Denisovan. Dua varian unik dalam sekuens protein amino yang dianalisis hanya ditemukan pada Denisovan, menguatkan kesimpulan tersebut.

“Studi ini mengonfirmasi apa yang selama ini hanya bisa kita duga — bahwa kelompok hominin memang hadir di wilayah paling timur Eurasia sepanjang zaman Pleistosen,” ungkap Sheela Athreya, antropolog dari Texas A&M University.

Baca juga: Arkeolog Akhirnya Tahu Menu Makanan Manusia Purba Denisovan, Ada Domba Biru dan Yak

Sebaran Denisovan: Dari Gua Siberia ke Perairan Tropis Taiwan

Penemuan Penghu 1 menunjukkan bahwa Denisovan tidak hanya hidup di lingkungan dingin seperti Gua Denisova di Siberia atau Dataran Tinggi Tibet, tetapi juga menghuni kawasan tropis dan pesisir seperti Taiwan. Ini memperluas pemahaman kita mengenai sebaran geografis Denisovan yang selama ini diduga terbatas.

Para peneliti menyatakan: “Identifikasi Penghu 1 sebagai rahang bawah Denisovan mengonfirmasi bahwa Denisovan tersebar luas di Asia Timur, sebagaimana yang sebelumnya hanya bisa kita simpulkan dari jejak DNA mereka dalam genom manusia modern.”

Menariknya, morfologi Penghu 1 menunjukkan perbedaan mencolok dengan Neanderthal. Rahangnya lebih rendah namun lebih kokoh, dan giginya lebih besar. Hal ini sejalan dengan kesimpulan para ilmuwan bahwa Neanderthal memiliki rahang tinggi dan ramping, sementara Denisovan justru memiliki rahang besar dan kuat — perbedaan yang kemungkinan berkembang setelah kedua kelompok tersebut berpisah sekitar 300.000 hingga 400.000 tahun lalu.

Baca juga: DNA Manusia Purba Denisovan Membentuk Sistem Kekebalan Orang Papua

Rekonstruksi manusia purba Denisovan wanita berdasarkan profil kerangka.Maayan Harel via SCI-NEWS Rekonstruksi manusia purba Denisovan wanita berdasarkan profil kerangka.

Teka-Teki Usia Fosil

Walau identitasnya telah terungkap, usia pasti Penghu 1 masih belum diketahui dengan jelas. Metode penanggalan tradisional seperti karbon-14 tidak bisa digunakan karena kondisi fosil yang terendam air laut. Peneliti hanya bisa memperkirakan usianya berdasarkan tulang hewan yang ditemukan bersama, yang menunjukkan rentang usia antara 10.000 hingga 190.000 tahun lalu.

Jika benar bahwa fosil ini berusia 10.000 tahun, maka Penghu 1 bisa jadi adalah Denisovan termuda yang pernah ditemukan — lebih muda dari fosil Denisovan di Dataran Tinggi Tibet yang diperkirakan berusia 40.000 tahun.

Baca juga: Ahli Temukan Bukti Langka Gigi Manusia Purba Denisovan

Makna Besar di Balik Fosil Kecil

Penemuan Penghu 1 membuka kemungkinan baru untuk mengidentifikasi fosil-fosil manusia purba lainnya yang sebelumnya tak bisa diklasifikasikan karena minimnya DNA atau kondisi lingkungan yang merusak. Teknik paleoproteomik kini menjadi alat revolusioner dalam memahami masa lalu evolusi manusia.

“Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kita bisa melakukan jauh lebih banyak dengan fosil-fosil yang selama ini ditemukan tanpa konteks, seperti di sungai atau dasar laut,” kata Athreya. “Itu sangat menggembirakan!”

Penemuan ini tidak hanya memberi kita gambaran lebih utuh tentang persebaran Denisovan, tapi juga mempertegas bahwa sejarah manusia jauh lebih kompleks dan beragam dari yang kita kira sebelumnya. Dalam kata lain, Penghu 1 adalah bagian penting dari teka-teki besar tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan siapa saja yang pernah berjalan di bumi sebelum kita.

Baca juga: Berapa Banyak Spesies Manusia Purba yang Pernah Hidup di Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau