KOMPAS.com - Sebuah papirus kuno yang baru saja diterjemahkan telah mengungkap informasi penting tentang kasus kriminal dan kepemilikan budak di Kekaisaran Romawi. Dokumen ini dianggap sebagai salah satu catatan pengadilan Romawi terbaik dari Yudea, selain sidang Yesus.
Pada tahun 2014, seorang peneliti yang sedang menyusun koleksi papirus di Unit Gulungan Laut Mati milik Otoritas Kepurbakalaan Israel menemukan sesuatu yang mengejutkan: gulungan papirus berbahasa Yunani terpanjang yang pernah ditemukan di Gurun Yudea.
Awalnya, dokumen ini diklasifikasikan sebagai tulisan dalam bahasa Nabatea, sebuah dialek Arab kuno. Namun, pakar papirus dari Universitas Ibrani Yerusalem, Hannah Cotton, segera menyadari kekeliruan tersebut.
"Ketika saya melihatnya diberi label 'Nabatea', saya langsung berseru, 'Ini jelas Yunani!'," ujar Cotton dalam pernyataan yang diterjemahkan pada 28 Januari 2025.
Selama satu dekade berikutnya, Cotton dan timnya bekerja keras untuk menerjemahkan teks sepanjang 133 baris ini. Hasil penelitian mereka akhirnya dipublikasikan pada 20 Januari di jurnal Tyche.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Papirus Berisi Mantra Pelet Cinta Mesir, Begini Isinya
Papirus ini berisi catatan pengadilan yang terjadi selama pemerintahan Kaisar Hadrian (tahun 117-138 M), sebelum pemberontakan besar Yahudi, Pemberontakan Bar Kokhba, dimulai pada tahun 132 M.
"Ini adalah kasus pengadilan Romawi dengan dokumentasi terbaik dari Yudea, selain sidang Yesus," kata Avner Ecker, seorang epigraf dan penulis studi dari Universitas Ibrani Yerusalem.
Kasus ini melibatkan dua individu, Gadalias dan Saulos, yang diduga memalsukan dokumen terkait penjualan dan pembebasan budak untuk menghindari pajak Romawi. Pemalsuan dan penipuan pajak merupakan kejahatan serius di bawah hukum Romawi, yang dapat berujung pada hukuman kerja paksa atau bahkan hukuman mati.
Menurut Anna Dolganov, pakar papirus dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria, dokumen ini juga memuat catatan cepat dari persidangan serta catatan seorang jaksa kepada rekannya mengenai strategi yang akan digunakan dalam sidang.
Namun, beberapa bagian penting dari papirus ini hilang, sehingga para peneliti belum bisa memahami keseluruhan isi teks. Informasi yang masih menjadi misteri termasuk lokasi sidang, tempat tinggal para terdakwa, serta apakah mereka merupakan warga negara Romawi.
Baca juga: Manual Papirus Berusia 3.500 Tahun Ungkap Proses Pembalsaman Mumi
Papirus ini juga memberikan bukti baru dalam perdebatan panjang mengenai apakah masyarakat Yahudi di zaman kuno memiliki budak. Menurut hasil penelitian, keluarga Saulos dan ayahnya diketahui memiliki beberapa budak. Namun, tidak ada kepastian apakah para budak tersebut juga berasal dari kalangan Yahudi.
Sayangnya, papirus ini tidak mencatat hasil akhir dari persidangan tersebut. Para peneliti berspekulasi bahwa Pemberontakan Bar Kokhba yang terjadi tak lama setelahnya mungkin telah mengganggu proses hukum. Kemungkinan besar, pemilik papirus ini membuangnya secara terburu-buru di gua-gua Gurun Yudea, tempat dokumen ini tersembunyi selama hampir dua milenium bersama dengan Gulungan Laut Mati lainnya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.