Oleh: Dr. Vina Eka Aristya, S.P., M.Sc.
TEKNOLOGI Artificial Intelligence (AI) telah berkembang pesat dan banyak diadopsi, terutama di bidang teknologi komunikasi dan komputasi.
Pertanian yang notabene sektor krusial penampung lapangan kerja dan penghasil pangan apakah berani menerapkannya?
Baca juga: Apa Aturan yang Tepat untuk Teknologi AI yang Makin Berkembang?
Proporsi tenaga kerja pertanian saat ini 27,52 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Sebanyak 138,63 juta orang bermata pencaharian sebagai petani. Namun, petani milenial, berumur 19–39 tahun, hanya 6.183.009 orang.
Tidak menariknya dunia pertanian untuk digeluti generasi muda karena image pertanian yang belum modern.
Upaya menggaet kaum muda berkarya di desa ialah kepastian kesejahteraan di bidang pertanian melalui perbaikan skema pertanian presisi.
AI dapat berperan dalam memajukan transformasi padat karya pertanian tradisional menjadi smart farming. Membudayakan adopsi teknologi menjadi solusi mengatasi tantangan pemenuhan pangan akibat pesatnya pertumbuhan penduduk.
Jumlah usaha pertanian perorangan kini hanya 29.342.202 unit atau turun 7,45 persen dari dekade lalu, sebanyak 31.705.295 unit. Smart farming berfungsi menggenjot produksi pangan global, mengatasi kelangkaan sumber daya alam, serta fluktuasi pemanasan iklim.
Kesenjangan yang ditemui saat ini dalam optimalisasi pertanian modern yaitu kesiapan sumber daya manusia, efisiensi energi, kinerja jaringan, dan keamanan.
Evolusi pertanian cerdas berawal dari hanya mengandalkan ilmu dan tenaga manusia, menjadi penggabungan sains, teknologi, dan domain data.
Penggunaan teknologi komprehensif melalui kolaborasi multidisiplin bagi pertanian, berpotensi swasembada pangan di masa depan.
Baca juga: Bagaimana Cara Drone AI Bantu Konservasi Gajah di Alam Liar?
Menggenjot kemampuan sumber daya manusia, peralatan, perangkat lunak, dan teknologi perangkat keras sangat penting untuk kemajuan pertanian.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan minat mengintegrasian kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), informasi, teknologi komunikasi, dan jaringan sensor nirkabel dalam bidang pertanian.
Munculnya digitalisasi mempunyai arti penting memajukan seluruh elemen kehidupan, tak terkecuali pertanian. Pertanian berbasis IoT merevolusi pertanian empiris tradisional menjadi pertanian intensif.
Pertanian presisi yang berkelanjutan mampu merasionalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan produktivitas.