KOMPAS.com - Tulang ekor adalah bagian paling distal dari tulang belakang pada primata yang tidak memiliki ekor, termasuk manusia.
Selama 20 tahun pertama kehidupan pada manusia, tulang ekor terdiri dari tulang ekor yang terpisah, yang kemudian menyatu bersama untuk membuat tulang sphenoid tunggal.
Ada perdebatan di antara spesialis tulang belakang tentang apakah tulang ekor adalah bagian yang relevan dan berguna dari anatomi manusia.
Meski demikian, tulang ekor bisa menjadi sumber rasa sakit pada banyak orang.
Baca juga: Kepadatan Tulang Astronot Menurun Setelah Perjalanan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Biasanya, tulang ekor rusak akibat trauma karena jatuh dan dapat menjadi lokasi nyeri idiopatik, yakni nyeri yang tidak diketahui jelas penyebabnya.
Dikutip dari Verywell Health, jika manusia memiliki ekor, tulang ekor mungkin memiliki fungsi yang jauh lebih maksimal.
Karena manusia tidak memiliki ekor, ada beberapa yang mengatakan bahwa tulang ekor benar-benar tidak memiliki fungsi sama sekali.
Beberapa otot dasar panggul melekat pada tulang ekor, tetapi setiap otot memiliki beberapa titik perlekatan yang berlebihan.
Sebagian besar titik perlekatan yang berlebihan itu jauh lebih kuat dan lebih stabil daripada vertebra coccygeal.
Baca juga: Studi Ungkap Astronot Berisiko Alami Tulang Keropos Saat di Luar Angkasa
Kontraksi otot-otot tersebut dapat menciptakan gerakan tulang ekor yang cukup untuk menyebabkan rasa sakit pada beberapa individu.
Salah satu pengobatan umum untuk nyeri traumatis atau nyeri atraumatik yang berasal dari tulang ekor tanpa alasan yang jelas (nyeri tulang ekor idiopatik) adalah mengangkat sebagian atau semua tulang ekor.
Pada pasien yang telah menjalani operasi pengangkatan tulang ekor, tampaknya tidak ada efek samping yang signifikan, yang dapat menunjukkan bahwa tulang ekor tidak memiliki peran yang penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.