Waswas soal tumbuh kembang si kecil?
Sigap konsultasi ke dokter anak via 优游国际.com
KOMPAS.com - Speech delay atau terlambat bicara adalah adanya keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa apabila dibandingkan dengan anak lain yang sama dalam umur, jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya.
Dijelaskan Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah dr. Rosary, Sp.A, ada berbagai penyebab dari keterlambatan bicara, yaitu:
- Gangguan pada mulut: sumbing pada bibir/langit-langit lidah pendek, kelainan bentuk rahang
- Gangguan pendengaran: tuli, adanya riwayat infeksi telinga
- Gangguan pada otak yang berfungsi untuk reseptif (penerimaan), ekspresif (cara bicara), dan proses di antaranya, misalnya autisme, ADHD, palsi serebral, dan retradasi mental
Baca juga:
- Stimulasi tidak adekuat: anak jarang diajak bicara/berinteraksi
- Screen time. Paparan terhadap gawai atau tv yang cukup lama membuat komunikasi satu arah tanpa adanya interaski
- Adanya trauma
- Nutrisi yang tidak adekuat
1. Kurangnya respons terhadap suara pada segala usia, misalnya menangis atau kaget apabila mendengar suara keras
2. Kurangnya respons untuk berinteraksi dengan orang lain di semua umur
3. Usia 8 bulan tidak mencari sumber suara dari samping/belakang
4. Usia 9 bulan tidak respons apabila dipanggil, belum ada babbling
5. Usia 12-18 bulan belum dapat menyebutkan kata berarti, belum mengerti instruksi sederhana
6. Usia 24 bulan tidak ada kalimat dua kata yang dapat dimengerti
7. Usia 3 tahun belum dapat menyebutkan kalimat tiga kata atau lebih
8. Usia 4-5 tahun belum dapat bercerita atau menyebutkan kalimat panjang (lebih dari 4 kata)
Lebih lanjut dr. Rosary mengatakan, jika speech delay atau keterlambatan berbicara tak segera ditangani, maka bisa menetap.
"Gangguan bahasa dapat menimbulkan kesulitan belajar, misalnya masalah membaca, menulis, memahami kalimat, yang berpengaruh pada hasil akademik dan pekerjaan saat dewasa nanti," ungkap dr. Rosary pada 优游国际.com.
Bukan hanya itu, hal tersebut juga akan memengaruhi kemampuan sosialisasi dengan teman-temannya dan membuat anak kurang percaya diri.
"Speech delay juga berhubungan dengan gangguan emosi atau mental, seperti kecemasan dan depresi, karena sulit mengekspresikan apa yang diinginkan atau dirasakan," ujarnya.
Baca juga:
dr. Rosary, Sp.A, dokter spesialis anak RS Pondok Indah
Dr. Rosary menekankan, bahwa orangtua dan lingkungan berperan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa anak. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak.
"Orangtua perlu rajin berbicara dan berkomunikasi dengan anak. Hal ini dapat dilakukan sejak masa bayi. Kata-kata yang mudah didengarnya akan menjadi bekal saat ia bicara nanti," jelas dr. Rosary.
Selain itu ia mengatakan, membacakan cerita juga menjadi salah satu cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak.
Baca juga:
"Ia dapat diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk," katanya.
"Hal lain yang tak kalah penting adalah menyanyi, membatasi screen time, dan vermain pura-pura atau pretend play, seperti bermain boneka atau masak-masakan," imbuhnya.
Menurutnya terlambat bicara pada anak bisa dicegah, dengan melakukan kebiasaan komunikasi dua arah sejak dini dengan intonasi, kontak mata, dan ekspresi wajah yang sesuai.
"Penting juga untuk meminimalkan distraksi, seperti menggunakan gawai saat berkomunikasi dengan anak," kata dr. Rosary.
"Dan lakukan monitoring perkembangan bicara anak sesuai usia, apabila ditemukan tanda bahaya atau red flag segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.