KOMPAS.com - Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan menjadi momuntem bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di sepuluh malam itu dikatakan memiliki keutamaan berupa dijauhkan dari api neraka, seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi:
"Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka."
Baca juga: Shalat Tarawih di Rumah, Pilih 11 atau 23 Rakaat? Simak Penjelasan Lengkapnya
Selain keutamaan itu, Lailatul Qadar juga diyakini turun pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam ganjil.
Hal itu sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan."
Biasanya, umat Islam banyak menghidup-hidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan iktikaf di masjid atau di rumah bagi daerah yang memiliki kasus infeksi virus corona.
Baca juga: Memasuki 10 Hari Terakhir Ramadhan, Kapan Waktu Pelaksanaan Iktikaf?
Lantas, apakah berbicara atau menggunakan gawai bisa membatalkan iktikaf?
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan membuka dan menggunakan gawai untuk hal-hal yang baik tidak membatalkan iktikaf.
Dengan kecanggihan gawai, umat Islam bahkan kini bisa membaca Al Quran, mendengar pengajian, dan membaca tulisan-tulisan yang dapat memperkuat keimanan kepada Allah.
"Saya rasa kalau membuka gawai untuk hal-hal yang baik tidak masalah," kata Anwar saat dihubungi 优游国际.com, Sabtu (16/5/2020).
Baca juga: Mata Lelah Terlalu Banyak Menatap Gawai? Atasi dengan 4 Cara Ini
Karenanya, gawai bisa mendukung iktikaf atau justru membatalkannya tergantung apa yang dibuka atau dibaca.
"Kalau gosip dan yang sebangsanya ya jelas saja tidak boleh. Tetapi kalau sekedar mengetahui informasi misalnya tentang perkembangan Covid-19 atau keadaan ekonomi umat yang sangat terpuruk dan memerlukan uluran tangan dan bantuan ya tidak masalah," jelas dia.
Sama halnya dengan menggunakan gawai, berbicara pun tidak membatalkan iktikaf jika membicarakan sesuatu yang baik.
Jika pembicaraan berada pada topik hal-hal yang dilarang oleh agama, maka hal itu bisa membatalkan iktikaf.
Menurutnya, iktikaf merupakan suatu bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah yang bisa dilakukan dengan banyak cara.
"Kalau di zaman dahulu sarana prasarananya terbatas, sekarang kan banyak. Sehingga upaya taqarrub ilallah itu tercapai," terang dia.
Baca juga: Iktikaf Saat Pandemi Corona Boleh Dilakukan di Rumah? Ini Pengertian dan Tata Caranya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.