KOMPAS.com- Literasi gaya hidup halal (halal lifestyle) merupakan hal yang sangat penting bagi anak-anak. Mereka belajar untuk menjalankan kehidupan dengan cara yang baik, benar dan tentunya memberikan kebaikan untuk semesta.
Konsep pengenalan gaya hidup halal ini dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Yakni menggunakan bahasa anak dan dunia anak dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak.
Baca juga:
Mengenalkan gaya hidup halal kepada anak sebaiknya dilakukan dari hal yang terdekat dengan anak: keseharian anak, kebutuhan anak, kesukaan anak, dan minat anak.
Kita dapat melakukannya dari yang sangat dekat dengan anak, di antaranya adalah makan dan minum.
Ulwan (2007), dalam Kitab Pendidikan Anak menyatakan bahwa orangtua hendaknya membiasakan dan membudayakan makan, minum dan tidur kepada anak-anaknya berdasarkan aturan yang sehat.
Setelah orangtua mengenalkan makanan sehat dan bergizi ada hal yang tidak kalah pentingnya untuk diajarkan kepada anak, yaitu nilai di balik makanan yang mereka santap, apakah halal atau haram.
Baca juga:
Namun masih jarang orangtua mengenalkan istilah halal dan haram ketika membahas perihal makanan.
Sesungguhnya dalam mengenalkan kosep makanan halal, kita seyogyanya mengajarkan sesuatu yang baik, bersih, sehat, maslahat, dan keberkahan.
Mengetahui kehalalan saja tentu tidak cukup bagi anak-anak. Dalam literasi gaya hidup halal setidaknya ada empat hal penting yang perlu ditanamkan pada anak-anak. Pertama pengetahuan akan makna halal (halal knowledge), anak mengetahui pengertian halal dan haram.
Apa saja makanan hal dan haram itu, kemudian apa yang menjadikan makanan itu menjadi halal atau haram. Kedua, pendekatan agama (religiusitas), anak-anak mengetahui landasan atau hukum yang menjadikan sesuatu hal dan haram baik menurut Al-Quran maupun hadis.
Ini melatih anak untuk memahami hakikat aturan yang berlaku. Ketiga. Kesadaran (awareness) akan pilihan mana yang halal dan mana yang haram.
Anak sadar akan pengetahuan dan ajaran yang harus diikutinya sebagai seorang Muslim. Keempat, sikap (attitude) yang berpengaruh terhadap perilaku (behavior) anak dalam kehidupan.
Hal ini sejatinya menjadi perilaku yang melekat dalam keseharian membiasakan untuk memilih sesuatu yang halal dan meninggalkan yang haram tanpa keraguan.
Literasi gaya hidup halal, memberikan pengetahuan akan makna halal menjadi landasan awal yang harus diberikan kaum Muslimin kepada anak-anaknya sejak usia dini.
Melalui pengetahuan halal dan haram anak menjadi paham mana yang sebaiknya dipilih dan mana yang tidak boleh dipilih. Mereka menjadi tidak kebingungan bahkan dapat memastikan apa yang seharusnya mereka pilih untuk kebaikannya.