Dedi juga mengkhawatirkan munculnya perasaan rendah diri di kalangan siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut karena keterbatasan biaya.
“Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut study tour. Ini melahirkan masalah sosial. Saya melarang study tour karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain,” jelasnya.
Sebagai alternatif, ia mendorong pelaksanaan kegiatan edukatif yang dekat dan terjangkau.
“Kalau memang mau study tour, tidak usah jauh-jauh. Lingkungan sekitar masih banyak yang bisa dijadikan bahan pembelajaran. Sampah menumpuk di mana-mana, sekolah masih banyak yang kumuh, itu yang seharusnya menjadi perhatian,” tutur Dedi.
Dedi menegaskan bahwa pendidikan bukan soal jarak yang ditempuh, melainkan nilai dari pengalaman yang diberikan.
“Saya tidak melarang study tour dalam arti sebenarnya, tapi faktanya selama ini lebih ke arah piknik," kata Dedi Mulyadi.
Baca juga:
"Saya ingin memastikan bahwa pendidikan di Jawa Barat benar-benar mengutamakan substansi, bukan sekadar perjalanan tanpa esensi."
"Jika ada kepala sekolah yang tetap bersikeras mengadakan study tour, silakan berhadapan langsung dengan saya,” tegasnya.
Dedi Mulyadi menambahkan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari upaya membangun pendidikan berkarakter serta memastikan subsidi pendidikan digunakan tepat sasaran.
Sebagian artikel ini telah tayang di 优游国际.com dengan judul "TK di Bekasi Abaikan Aturan Dedi Mulyadi, Tetap Gelar Wisuda dan Study Tour dengan Biaya Tinggi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.