KOMPAS.com - Berita mengenai Yakuza Jepang yang berjanji mengakhiri pertikaian menduduki puncak Populer Global saat ini.
Sementara di bawahnya, terdapat artikel tentang warga Gaza yang seharusnya tidak direlokasi ke Indonesia.
Berita lainnya yang banyak dibaca di kanal Global 优游国际.com mengenai kebangkitan ISIS di Suriah.
Baca juga: AS Serang ISIS di Somalia, Tewaskan Beberapa Anggota
Selengkapnya, berikut ini adalah daftar artikel Populer Global edisi Kamis (10/4/2025) hingga Jumat (11/4/2025) pagi.
Yakuza, kelompok kejahatan terorganisasi terbesar di Jepang, baru-baru ini mengajukan janji tertulis kepada pihak berwenang untuk mengakhiri konflik internal mereka dengan kelompok pecahan Yakuza.
Konflik ini bermula pada 2015, ketika mantan anggota Yakuza membentuk kelompok terpisah bernama Yamaguchi-gumi dan memulai perang berdarah antar-geng.
Menurut seorang pejabat kepolisian, pada Senin (7/4/2025), seorang anggota senior Yamaguchi-gumi menyerahkan surat kepada polisi yang berisi janji untuk mengakhiri seluruh pertikaian internal dan berkomitmen untuk tidak menimbulkan masalah lebih lanjut.
Baca selengkapnya di sini.
NIAT baik pemerintah RI untuk mengevakuasi warga Gaza, Palestina, yang terluka dalam perang sejak Oktober 2023, terutama anak-anak, patut diacungi jempol.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah RI dalam urusan kemanusiaan dan perdamaian internasional.
Sesuatu yang amat cocok dengan amanat alinea ke-empat Pembukaan UUD 1945 untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Trump Usulkan Warga Palestina di Gaza Dipindahkan ke Negara Lain
Negara Islam atau ISIS menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di Suriah dengan adanya peningkatan rekrutmen dan frekuensi serangan. Hal itu berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pejabat Amerika Serikat (AS), sebagaimana diberitakan New York Times, Rabu (9/4/2025).
Perkembangan itu memperburuk dinamika politik dan keamanan di Suriah, yang masih berjuang untuk pulih setelah tumbangnya Presiden Bashar al-Assad.
Walau ISIS saat ini tidak sekuat saat kelompok itu menguasai wilayah luas di Suriah timur hingga Irak utara satu dekade lalu, para analis memperingatkan bahwa kelompok tersebut berpotensi untuk membebaskan ribuan kombatan berpengalaman yang saat ini masih berada di penjara-penjara yang dijaga pasukan Kurdi Suriah yang mendapat dukungan militer AS.