SANTO DOMINGO, KOMPAS.com – Jumlah korban tewas akibat ambruknya atap kelab malam Jet Set di Santo Domingo, Republik Dominika, bertambah menjadi 218 orang.
Insiden tragis ini disebut sebagai bencana terburuk yang pernah terjadi di negara Karibia itu dalam beberapa dekade terakhir.
"Sayangnya dan dengan penyesalan, 218 orang tewas sebagai data awal," kata Direktur Pusat Operasi Darurat (COE) Juan Manuel Mendez dalam konferensi pers, Kamis (10/4/2025).
Baca juga: 66 Orang Tewas akibat Atap Kelab Malam di Republik Dominika Runtuh
Atap kelab Jet Set, salah satu tempat hiburan malam paling populer di Santo Domingo, roboh pada Selasa dini hari saat diskotek itu tengah dipadati pengunjung.
Media lokal memperkirakan ada sekitar 1.000 orang di dalam bangunan saat peristiwa terjadi, meski belum ada angka resmi dari pihak berwenang.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti selama dua hari untuk mencari korban di antara puing-puing bangunan.
Lebih dari 300 petugas, termasuk tim dari Puerto Rico dan Israel, dikerahkan dalam operasi yang juga dibantu anjing pelacak.
Hingga Kamis (10/4/2025), 189 orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, sedangkan lebih dari 500 orang dilaporkan luka-luka.
"Petugas penyelamat kami sudah menyelesaikan pencarian. Kami bersedih atas tragedi yang sangat menyedihkan bagi rakyat Dominika ini," ujar Mendez, dikutip dari AFP.
Pemerintah memastikan penyelidikan atas insiden ini akan segera dilakukan setelah operasi penyelamatan rampung.
Baca juga: Jembatan Gantung di Ekuador Runtuh, 4 Tewas, 1 Orang Masih Hilang
Di antara korban tewas terdapat sejumlah nama ternama, termasuk penyanyi merengue legendaris Rubby Perez. Ia tengah tampil di atas panggung saat atap bangunan ambruk.
Duka juga menyelimuti dunia olahraga setelah dikonfirmasi bahwa dua mantan pemain Major League Baseball turut menjadi korban.
Mereka adalah Octavio Dotel (51), pelempar yang pernah memenangi Seri Dunia bersama St Louis Cardinals pada 2011, dan Tony Blanco (45) yang juga sempat merumput di Amerika Serikat.
Presiden Republik Dominika Luis Abinader menetapkan tiga hari masa berkabung nasional untuk menghormati para korban.
Di luar lokasi kejadian, rumah sakit, dan kamar jenazah, para keluarga korban masih menunggu kabar dengan penuh harap.