KOMPAS.com - Es batu sering jadi solusi saat cuaca sedang panas. Rasanya dingin dan menyegarkan untuk tenggorokan yang kering.
Sebagian orang bahkan punya kebiasaan makan es batu. Aktivitas ini terlihat sepele tapi bisa berisiko.
Baca juga: 10 Manfaat Es Batu dalam Memasak yang Tak Terduga
Banyak yang belum tahu kalau ngemil es bisa jadi pertanda. Salah satunya berkaitan dengan masalah anemia atau stres.
Dalam artikel ini, akan dibahas bahaya makan es batu. Termasuk alasan medis dan dampak jangka panjang bagi tubuh.
Baca juga: 2 Tips Membuat Es Batu Sebening Kristal, Bekal Bikin Es Teh di Rumah
Mengunyah es batu memang bisa memberi sensasi dingin dan segar. Menurut laman All Recipes, hal ini biasa dilakukan saat tubuh kepanasan atau merasa mual. Tapi bila dilakukan secara terus-menerus, ada risiko yang tak boleh diabaikan.
Salah satunya adalah kerusakan gigi. Tekstur keras es batu bisa membuat enamel gigi terkikis, menimbulkan retakan, bahkan memicu gigi sensitif. Dalam kasus ekstrem, makan es batu bisa menyebabkan gigi patah dan memerlukan perawatan khusus.
Lebih dari sekadar kebiasaan, makan es batu bisa jadi tanda pagophagia, yaitu keinginan kompulsif untuk mengunyah es. Berdasarkan laman Medical News Today, pagophagia merupakan bentuk dari pica, gangguan makan yang membuat seseorang ingin mengonsumsi benda bukan makanan, seperti tanah, sabun, atau kapur.
Pagophagia sering kali berakar dari anemia defisiensi besi, yang menyebabkan tubuh kekurangan hemoglobin. Salah satu teorinya adalah mengunyah es bisa memberikan sensasi waspada atau segar sementara pada otak penderita anemia.
Anemia tak hanya membuat tubuh mudah lelah, tapi juga bisa berdampak pada jantung. Dalam jangka panjang, anemia yang tidak ditangani bisa memicu pembesaran jantung atau bahkan gagal jantung.
Itulah sebabnya, jika seseorang sangat sering mengunyah es batu, penting untuk memeriksakan kadar zat besinya. Gejala lain yang menyertai biasanya berupa pucat, lemas, jantung berdebar, dan napas pendek. Pemeriksaan darah dan konsumsi suplemen zat besi bisa membantu mengurangi kebiasaan ini.
Selain anemia, kebiasaan makan es batu juga bisa muncul karena faktor emosional dan mental. Orang dengan stres tinggi, OCD, atau gangguan kecemasan kadang mengembangkan pica sebagai mekanisme pelampiasan.
Dalam kasus lain, craving terhadap es batu bisa muncul karena dehidrasi ringan, terutama saat tubuh kekurangan cairan dan merasa haus berlebih. Jadi, meskipun mengunyah es batu terlihat tidak berbahaya, ada banyak faktor medis dan psikologis yang bisa tersembunyi di baliknya.
Lihat postingan ini di Instagram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.